Tampilkan postingan dengan label Spiritual. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Spiritual. Tampilkan semua postingan

Pilih yang mana, dikit enak? Atau banyak tidak enak?

Pilih yang mana, dikit enak? Atau banyak tidak enak? Kalau kita cari makan, kita cari makan yang banyak atau cari makan yang enak?

Kalau kita sedang cari makan, kita cari makan yang banyak walau gak enak, biar kelihatan keren, atau kita cari yang enak, yang dari look gak keren-keren amat?

Sebagai manusia normal, kita cari yang enak dong? ngapain nyari yang banyak tapi rasanya kaya kapas. 

Jadi, dalam hidup ini mau cari uang yang banyak? Atau mau cari hidup yang enak? 

Uang banyak belum tentu dapat, tapi hidup enak bisa langsung dapat. Karena moment hidup enak sesederhana bisa ngopi santai di warung tetangga, bisa kasbon. 

Tentu serakahnya kita mah mau hidup enak, plus uang banyak, dan itu boleh, dan sebaiknya begitu. Tapi, ingat urutannya, urutan pertama carilah hidup enak, baru setelah itu cari uang banyak. Maka kalau bentrok antara enak dan uang banyak, pilihlah hidup enak. 

Orang hidup enak itu bahagia lho, gak rese, ngapain rese kan udah enak. Yang rese mah yang nyari duit banyak. 

Jadi gmanaa? masih mau berprinsip makan yang penting banyak walau pun rasanya tawar, biar dibilang keren?

By. Kang Sarman

==============

Salam: Perjalanan Doa

Bahagia dan uang - Perjalanan Doa

Bahagia dan uang - Perjalanan Doa. Kemarin saya lihat lagi untuk kesekian kalinya ada tulisan, "Orang yang bilang uang bukan segalanya untuk bahagia pastikan uang orang itu banyak". 


Sebenarnya, dari kubu praktisi bahagia, bisa bilang juga, "Orang yang bilang menderita itu karena uangnya sedikit, pastikan orang yang bilang begitui sudah bahagia". 


Tapi kan ngapain juga bales-balesan, kaya pengen banget dianggap bener. 


Padahal ya bisa benar dua-duanya. Orang yang punya trauma tentang uang, dia akan sembuh trauma batinnya kalau uangnya banyak. Sementara orang yang traumanya soal psikologis, dia akan bahagia kalau mentalnya sehat. 


Saya kebetuhan trauma soal uangnya minim, malah gak inget pernah menderita soal uang, gak inget pernah kepalaran, gak inget pernah sedih karena gak kebeli mainan, bahkan saya kalau punya sawah walau dekat gak pernah ditengok, terlalu slow saya kalau urusan materi. Ini salah juga, tapi itulah yang terjadi. 


Jjadi, gak masalah kalau nyangka akan bahagia kalau uang banyak, dan itu bisa jadi benar, kalau trauma anda di uang, asal pastikan itu kegelisahan anda, bukan cuma ikut kata orang. 


Saya cuma ngasih informasi, jangan sampai selama hidup kita teh bahagia tidak sampai, banyak uang tidak sampai, jadi meninggal dalam penasaran. Periksa gelisah kita, siapa tahu bukan di uang, kalau ternyata di uang, ya hajar, puas-puasin hidup, asal tahu resiko tiap tindakan. 


Anda Ruaarr Biasaahh

Kepuasan Menyayangi Dan Memberi

 Perjalanan Doa - KEPUASAN, MENYAYANGI DAN MEMBERI. Kepuasan hidup akan sulit lengkap tanpa menyayangi orang lain, tapi bukan menyayangi kalau belum memberi, daaaan bukan memberi kalau niatnya untuk meminta, dan ini semua tidak akan bisa diketahui apakah ada di dalam diri sendiri kalau kita tidak tahu apa yang sedang kita rasakan, daaan lagi, ada banyak orang merasa tahu apa yang dia rasakan padahal itu bukan perasaan, itu adalah bayangan pikiran tentang yang dia rasakan. Pusing? Ya ini kan jalur mikir. Pusing mah resikonya, gak mau pusing mah pakai jalur standar aja, jalur hening mangening. 


Jut lanjut, kepuasan hidup tak akan lengkap tanpa menyayangi orang lain. Menyayangi adalah tindakan memberi tak berharap kembali. Dan ini hanya mungkin dilakukan oleh orang yang merasa punya, HANYA MUNGKIN DILAKUKAN OLEH ORANG YANG MEMPUNYAI RASA PUNYA, kita bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki rasa punya, yang ada hanya rasa tidak punya apa-apa, maka mustahil dia menyayangi, kecuali merasa sedang menyayangi padahal sedang menuntut. 


Tambah pusing ya, wkwkwkwkk. Baik, pakai contoh aja, contoh. 


Misal kita ngasih orang tua kita uang, kita pikir kita sih, kita ngasih karena kita sayang. Apa benar? Mari kita periksa niat kita, sebab segala amal tergantung niatnya. 


Periksalah perasaan kita, ketika ngasih uang tersebut pilih rasa yang pas, "Sedang meminta", "sedang investasi", atau "sedang memberi".  


Kita lihat bedanya satu-satu. 


Kita dalam tindakan fisiknya sedang memberi padahal tindakan hati sedang minta. Kalau, misalnya niat kita memberi adalah untuk menyuap agar orang tua sayang kita. Kita mau minta disayangi sama orang tua, supaya orang tua memberi kasih sayang yang kita minta, maka kita suap dengan pemberian uang. Cek perasaan, rasakan kalimat ini, pas gak? kalau terasa pas, berarti ini yang terjadi. 


Sekarang investasi, urutan investasi itu kan gini, kita ngasih uang atau apa pun kepada seseorang dengan tujuan setelah investasi atau modal ini kita kasih, suatu saat akan diminta kembali dengan dengan tambahan keuntungan, kembalinya harus lebih besar, kalau ngasih sejuta yang kembali harus lebih dari sejuta, ini logis investasi. 


Nah, dalam contoh di atas kita memberi uang kepada orang tua, ngasihnya tulus memang ngasih, tapi tujuan kita ngasih adalah agar orang tua mengembalikan lagi kepada kita, tidak harus dalam bentuk uang, bisa jadi dalam bentuk orang tua berubah perilaku jadi lebih baik. Misal niat kita ngasih uang dengan tulus, tapi kita berharap karena kita udah ngasih uang, maka minta orang tua berubah perilaku jeleknya jadi lebih baik, kita minta perubahan perilaku itu sebagai balasan budi karena kita udah ngasih uang kepada orang tua. Ini belum sayang, karena niatnya investasi. 


Terakhir memberi, dalam contoh memberi uang kepada orang tua. Niat kita memberi ya karena ingin memberi, karena kita merasa punya, ya barangkali orang tua butuh ya kita kasih. Apa yang kita harapkan setelah kita memberi karena sayang ini? Tidak ada. Kita senang aja dengan kegiatan memberinya, rasa memberi ini akan diiringi rasa lega, rasa haru, rasa puas, rasa berguna, rasa berharga, rasa ikatan sebagai satu keluarga walau pun yang dikasih bukan keluarga. 


Ituh!


By: Kang. Sarman

================

Salam:  Perjalanan Doa




Perjalanan Doa - MENTAL MISKIN.

Perjalanan  Doa - MENTAL MISKIN. Tadi pagi lihat video Mas Arif Rahutomo, beliau membahas kenapa beliau gak mau buka kelas Magnet Uang yang berbayar, salah satu alasan yang berkesan di saya adalah beliau mengatakan, bahwa yang datang ke kelas seperti itu biasanya gak punya dan uang mental miskin. Saya pikir, iya juga ya, wkwkwkwkwkwk. 

Kita bahas sedikit soal mental miskin, makhluk apa itu. Kalau soal gak punya uang jelas ya, bahwa pendapatan bulanannya pas-pasan atau bahkan kurang untuk menutupi pengeluaran bulanannya, gak ada buat ikut kelas pengembangan diri, gak ada buat nongkrong, gak ada buat shoping tipis-tIpis, pas-pasan bahkan dikejar utang. 

Nah, kalau mental miskin itu soal pikiran dan perasaan. Ada mental di sisi pikirannya udah bagus, fans motivator garis keras biasanya bagus pikirannya soal mental miskin, apalagi kalau nilai positif thingkingnya di atas rata-rata kelas, wkwkwkwk. 

Baca Juga: Cara Bahagia Ala Jalur Pemikir

Tapi ya ada juga, yang pikriannya udah lemah. "Ah, da nasib saya mah begini, terima aja, gak usah mimpi". "Da pendidikan saya mah cuma SMP, apa atuh da gak akan bisa apa-apa", "Yang penting mah kaya hati, kaya harta mah nanti di sorga aja", "Kalau gak kerja keras mah dari mana punya uang, sedang saya cuma pedagang kecil, mana mungkinlah". Kalau jenis pikiran ini masih kuat, ya mental miskin di pikriannya ya masih kuat, ini sama dengan berdo'a akan miskin terus. Solusi untuk hal ini adalah banyak baca, banyak nonton motivator. Semangaaattttt. Ruar biasaaahh. 

Ada lagi yang lebih halus, yaitu mental di bagian perasaan, kata Romi Rafael si tukang hipnotis mah namanya pikiran bawah sadar, kata hati bahasa lainnya. Ada banyak orang yang hobi nyimak ilmu pengembangan diri yang pikiran tentang mental miskinnya bagus, "Di mana ada niat di situ ada jalan", "Asal tekad kuat dan persisten maka akan terjadi keajaiban", "Kalau udah yakin pasti berhasil", diiringi banyak membaca kisah sukses orang lain. Tapi dia tidak sadar di hatinya masih merasa miskin. Di hatinya masih takut gak punya uang. Kalau gak punya uang aku gak makan dan aku takut gak makan. Kaya itu sulit, apalagi gak punya turunan. Malas kerja, yang penting do'a dan yakin gak kerja pun pasti ada kejaiban. Belajar spiritual dan teknik-teknik supaya impian terwujud. Belajar ikhlas, supaya do'a terkabul. Sedekah yang ekstrim, agar impian terwujud. Hatinya gak damai soal uang. Merasa kurang uang. Merasa harus dibantu orang soal uang. Merasa lemah soal uang. Merasa gak mungkin banyak uang. Itulah bisik-bisik hatinya, dan gak banyak orang bisa menyadarinya. 

Baca Juga: Tentang Hidup Setelah Mati - Perjanlanan Doa

Cobalah periksa. Kalau mental miskin masih kuat di diri kita, kita akan sulit punya uang besar, kalau pun punya uang besar gak akan lama

By: Kang. Sarman

==================

Salam - Perjalanandoa.

Cara Bahagia Ala Jalur Pemikir

 ✍️✍️✍️

Perjalanan Doa - CARA BAHAGIA ALA JALUR PEMIKIR. Secara konsep cara agar bahagia ala jalur pemikir itu mudah, cukup terima bahwa diri kita ini FAKTAnya, memang bisa merasa enak, bisa merasa gak enak. Akan jadi tidak bahagia kalau kita berharap selalu merasa enak dan menolak merasa gak enak. Konsepnya sesederhana itu. 

Tapi itu kan konsep, ngomong doang, prakteknya sulit, mungkin begitu bisik hati teman-teman. Mmmmmmmhh, silakan coba dulu, kalau setelah praktek ini masih gak bahagia juga, maka boleh bilang begitu. Dan ini bukan teknik, ini soal sadar, ini soal fakta, kenyataan, yang meungkin bagi sebagian orang belum tahu, belum ngeh. 

Dan begini caranya. 

Pertama akui fakta ini oleh perasaan. Tanyakan pertanyataan ini fakta perasaan. 

Ada FAKTA sangat valid bahwa kita ini pasti gak bisa selalu merasa enak, dan gak bisa selalu merasa gak enak, kadang enak lkdang gak enak, ini fakta. 

Tanya perasaan kita, mau nerima fakta ini atau mau tetap merasa gak enak? 

Tanyakan ini pada perasaan. 

Dan setelah tanya pada perasaan, tanyakan juga pada pikiran. 

Setelah perasaan dan pikiran menerima kenyataan batin ini, maka ketika rasa gak enak datang, kita akan merasa nyaman walau di permukaan ada rasa gak enak. Agak sulit menggambarkannya, tapi coba rasakan saja. 

Kalau belum paham juga, gabung aja di kelas-kelas saya, biasanya gratis kelas saya mah. 

Ituh!!!

By: Kang. Sarman

============

Salam - Perjalanan Doa

Tentang Hidup Setelah Mati - Perjanlanan Doa

Perjanlanan Doa - Tentang Hidup Setelah Mati.

Pertanyaan: 

Sy mau tanya ttg hidup setelah mati, sering denger penjelasan nnt begini begitu... Kita siapin bekal dll.

Jawaban: 

Kang Sarman: karena saya orang spiritual, jadi saya jawab dari sudut pandang spiritual, itu pun pandangan spiritual aliran saya, ada aliran spiritual-supranatural efeknya salah satunya sakti bisa menerawang ke alam atau dimensi lain.

Saya aliran spiritual-faktual (fakta subjektif) sebagai efeknya yaitu bijak (adil) dalam berkata, nah sekarang kita bahas spiritual (hakikat) dan agama (syariat).

tentang kehidupan setelah mati


Baca Juga: Perjalanan Doa - Bahagia Didalam

Saya lebih setuju kalau agama adalah kurikulum spiritual yang dilembagakan, diorganinasikan. Sedangkan spiritual, menurut aliran saya (aliran bijak) adalah konsep untuk SELAMAT di mana pun dimensi kita berada, baik sebelum mati, atau setelah mati, baik di neraka atau di surga, bahkan di neraka pun selamat, aman sentosa, tidak tersentuh derita.

Nah pertanyaan Mas Afnan, kalau tanya ke saya, dan saya jawab dengan konsep spiritual versi saya, itu masuk ke agama atau syariat.

Itu adalah pertanyaan syariat! Kecuali kalau Mas Afnan tanya ke spiritualist yang aliran islam, maka akan bisa di jawab, aliran spiritual saya itu memayungi semua kurikulum agama dan kurikulum spiritual.

Arti memayungi adalah menganggap bisa jadi benar. jadi, karena mas Afnan tanya versi islam yang bisa dicari digoogle, dan itu sangat mungkin benar, versi reinkarnasi juga bisa benar.

Dan bisa terjadi barengan cuma beda dimensi aja, gitu Mas!

Makanya saya berdiri di depan kalau ada spiritualist yang mengecilkan peran agama! Agama itu baik kalau dijalankan dengan ikhlas dan total! 

Baca Juga: Pembagian 5 DIRI Manusia Yang Jarang DIketahui

Spiritual juga gak ada gunanya kalau gak ikhlas (ada sesuatu yang dicari) dan gak totalitas, paling hasil dari berspititual adalah gak menjalankan syariat agama, menyalahkan agama, dan merasa benar. Apa gunanya berspiritual kaya gitu.

Gitu ya Mas! Maaf karena pasti tidak memuaskan.

Jadi, pertanyaan Mas Adalah pertanyaan dimensi agama, bukan dimensi spiritual. 

Contoh pertanyaan spiritual itu, Tuhan itu di mana?

Tuhan itu sperti apa?

Manusia itu aslinya apa?

Kehidupan itu sebenarnya apa?

Agama itu apa?

Ini pertanyaan2 spiritual.

By: Kang Sarman

=============

Salam - Perjalanandoa

Perjalanan Doa - Bahagia Didalam

Perjalanan Doa -  BAHAGIA DI DALAM. Yang kita periksa agar kita bahagia adalah ada perasaan gak suka gak di diri sendiri? 

Cukup tidak suka saja tidak sampai benci, akan membuat kita sulit bahagia, sebanyak apa pun uang kita. Misal kita tidak suka bentuk tubuh kita. Sebanyak apa pun uang kita, kalau rasa tidak suka terhadap bentuk tubuh sendiri ini masih tebal di diri kita, maka kita tidak akan puas, kita tidak akan bahagia. 

bahagia didalam.png

Dan ini bisa jadi sangat banyak, bisa jadi kita tidak suka pada kebodohan kita, keminderan kita, kemalasan kita, termasuk memang kemiskinan kita. 

Baca Juga: Pembagian 5 DIRI Manusia Yang Jarang DIketahui

Merasa cukup dengan diri sendiri adalah tangga pertama kedamaian batin. Merasa cukup damai, cukup pede, cukup pinter, cukup cakep, cukup uang, cukup disayang, cukup dihargai, dan tidak harus secara fakta cukup, asal tidak masalah saja. 

Saya misalnya orangnya minderan, dan kadar minder ini masih ada, dan sepertinya harus tetap ada, tapi saya gak masalah dengan minder ini, saya gak butuh pede-pede amat, ya segini adanya, dan ini bikin lega. 

Minder ini tetap saya perlukan, supaya pikiran saya bisa aktif, dan bisa menceritakan dinamika batin, yang mana sangat penting untuk pengajar spiritual.  

Ini seperti mengendarai kendaraan, sedikit belokan, sedikit tanjakan itu sangat baik, sebab kalau terlalu lurus dan terlalu mulus akan bikin bosan, dan ngantuk, dan ini berbahaya. 

Baca Juga: Perjalanan Doa - Analogi Kehidupan

Jadi, sangat penting untuk sadar diri, untuk mengenali diri, saya ini masalah di dirinya sebelah mana, saya gak suka di dirinya di mana saja, sementara saya sangat bangga di mana saja, ini penting untuk bisa bahagia. 

Sebanyak apa pun uang kita, kita tidak mungkin bahagia kalau kebencian terhadap diri masih kuat. Emang bisa bahagia ketika menganggap diri ini sampah tak berharga walau pun uang kita sangat banyak? Kalau masih bilang pasti bahagia, dipastikan dirimu belum pernah puas dengan kondisi finansialmu, sehingga hidup masih di dalam khayalan dan tipuan fatamorgana, wkwkwkwk. 

Ikuh!

By: Kang Sarman

==================

Salam - Perjalanan Doa

Pembagian 5 DIRI Manusia Yang Jarang DIketahui

Perjalanan Doa -  5 DIRI. Tidak lengkap rasanya kalau sebagai pengajar spiritual tidak membahas spiritual langitan, atau spiritual batiniah. Yang biasa saya tulis juga spiritual, tapi spiritual bumi, yang bisa jadi terlihat sama dengan tulisan biasa. 

Kita akan membahas tentang 5 diri. Yang dimaksud diri di sini adalah perasaan aku, rasa aku, jadi ini adalah sebuah perasaan, bukan pikiran-pikiran, syarat mengenal dan belajar ini adalah sadar atau tahu dengan apa yang sedang kita rasakan, bukan hanya yang sedang kita pikirkan, dan ini bagi kebanyakan orang tidak biasa, maka sering disebut sulit, hanya karena tidak biasa aja. 

5 diri manusia

Diri pertama adalah diri badan, diri jasad. Komponennya adalah panca indera dan anggota tubuh lainnya. Mata, telinga dan teman-temannya. Badan ini biasa kita kenali, jadi bukan hal sulit untuk diketahui. Cara mengenalinya adalah katakan sambil dirasakan,”aku adalah badan”, kalau diperasakan nyaman, tidak ada penolakan, berarti inti keyakinan kita mengakui bahwa kita adalah badan, dan ini bagus-bagus aja. 

Baca Juga: Perjalanan Doa - Analogi Kehidupan

Diri kedua adalah pikiran. Yang ini udah mulai ke batin, tidak banyak orang bisa membedakannya, hanya orang dengan kadar eling lan waspada yang cukup yang bisa menyadari (tahu) ini dengan cukup jelas. Bentuk-bentuk dari pikiran adalah bayangan-bayangan, gambar-gambar yang berseliweran di kepala atau pun seakan di luar kepala, selain bayangan juga adalah keyakinan akan nilai benar, pikiran ini senang dengan benar dan salah. Bentuk dari pikiran adalah energi yang bergerak liar, bergerak acak, kadang tidak terkendali, berpusat di otak, kalau terlalu rame biasanya bikin pusing. Ini diri kedua yang biasa jadi keyakinan orang. Cara memeriksanya, sama seperti seperti di atas. 

Diri ketiga adalah perasaan atau juga emosi. Bentuk rasa ini misalnya, rasa suka, rasa benci, rasa malu, rasa putus asa, rasa kangen, dan rasa-rasa yang lainnya. Yang penting bukan jenis-jenis rasanya, tapi entitas bernama rasa itu sendiri biasa menjadi rasa aku atau diri bagi kita, dan itu bagus, dan itu biasa. Diri pikiran dan diri rasa ini belum masuk ke ruang spiritual, masih di ruang psikologis. Terapi-terapi seperti hipnoterapi, EFT, NLP, dan sejenisnya, bekerja di wilayah ini. 

Diri keempat adalah diri kesadaran relatif. Rasa sadar ini bukan lagi rasa perasaan yang sepaket dengan emosi, ini sudah melampaui rasa-rasa yang berpasangan, rasa suka, rasa duka, benci rindu, marah sayang, ini melampaui itu semua, kita bisa sadar damai sambil marah mau pun sambil lembut penuh rasa sayang. 

Rasa sadar ini kita rasakan ketika sadar. Katakan, “aku sadar bahwa aku sedang duduk”, maka akan muncul rasa sadar, rasa aware, rasa eling lan waspada, rasa ngeh bahwa kita memang sedang duduk. 

Coba katakan kalimat berikut :

“Aku sadar bahwa aku sedang duduk”,

“aku sadar aku sedang membaca”

“Aku sadar aku sedang membuka mata”

“aku sadar aku sedang bernapas”

“aku sadar aku sedang berada di dalam rumah”

Bagi orang yang fokusnya cukup bagus (pikirannya tidak terlalu liar), bisa jadi ada sensasi melayang melampaui tubuh, pikiran dan perasaan, karena rasa sadar ini memang bukan tubuh, pikiran dan perasaan, rasa ini sudah masuk dimensi atau ruang spiritual. Dan kalau tanya ke hati, “apa aku adalah rasa sadar ini?”, maka biasanya jawabannya bukan, sebab bagi sebagian besar orang ini asing. Padahal semua orang bisa merasakan rasa ini. 

Baca Juga: Apa Perbedaan Iklas dengan Ridha?

Diri ke lima adalah diri rahasia. Saya merasa lebih baik menggunakan kata rahasia. Sebab resiko dari membahas ini terlalu detil bagi orang dengan kebijaksana kurang adalah merasa benar, berperilaku sombong tapi tidak merasa sombong, menyalahkan orang, dan tindakan nora lainnya. Maka diri ke lima kalau saya ditanya orang cukup sebatas yang dia tanya aja, sebab pertanyaannya, menggambarkan level pengetahuannya. 

Dan cara membuat ke lima diri ini menjadi perilaku dalam keseharian biasanya saya bahas di kelas khusus. Maka yang tertarik silakan gabung kelas aja, kalau sedang ada kelas baru, saat ini belum ada kelas baru, tapi sebagian besar materi ada di group facebook telaga suwung, gabung saja ke sana. 

Terima kasih

By: Kang Sarman

===============

Salam - Perjalanandoa

Perjalanan Doa - Analogi Kehidupan

Perjalanan Doa - Analogi Kehidupan. Tulisan ini ditulis oleh seorang spiritualist, bukan seorang ahli agama, jadi kalau agak beda dengan ajaran agama, itu wajar. Dan dua-duanya penting, agama tanpa spiritual, seperti sayur tanpa rasa, hambar lama-lama akan ditinggalkan orang, sayur gak ada rasanya apa ada yang mau? dan spiritual tanpa agama bagai rasa sayur tanpa ada sayurnya, seperti kenyang tanpa makan, seperti suara ketawa tanpa ada badannya, wkwkwkwkwk memang akan terasa tetap enak tapi bisa merusak tatanan kehidupan, bayangkan orang bisa kenyang tanpa makan, bisa lumpuh perkenomian sebuah Negara. Semua penting, semua baik. Agama baik, spiritual juga baik.

analogi kehidupan


-------------------

Mari kita mulai. 

Analogi hidup ini seperti kita mimpi. Ada diri sejati yang sedang bermimpi, dan jadilah pengalaman hidup. Maka, bayangkan ini adalah mimpi. Apa yang kita cari dalam mimpi ini? Dan ini saya jamin, tidak akan bertentangan dengan agama. Apa yang kita cari dalam mimpi? Seandainya kita sadar, tahu, bahwa saat ini kita sedang bermimpi. Mau cari uang? Buat apa cari uang dalam mimpi? Kan kita tahu, ini Cuma mimpi, kalau kita sadar dari mimpi, uangnya akan hilang. Mau jabatan presiden? Kalau bangun dari mimpi, jabatan hilang. Mau punya istri cantik? Begitu bangun, istri hilang. Satu-satunya yang mungkin dilakukan dalam mimpi yang disadari adalah bersenang-senang, dalam bahasa agama, namanya bersyukur. 

Baca Juga: Apa Perbedaan Iklas dengan Ridha?

Dalam mimpi, tujuan kita hadir dalam mimpi adalah untuk merayakan hidup dalam mimpi itu. Boleh ingin punya uang? Boleh. Tapi yang kita cari adalah rasa dari punya uang, bukan uangnya, sebab rasanya akan kebawa bangun, tapi uangnya tidak. Mau mimpi punya pasangan idaman silakan, tapi bukan pasangannya yang penting, tapi sensasi rasa dari pengalaman punya pasangan yang kita idamkan. Mau jalan-jalan silakan, tapi bukan jalan-jalannya, tapi rasa suka cita dalam perjalannya yang kita fokuskan. 

Karena ini mimpi, boleh dong kita berbuat jahat? Ya silakan. Tapi sadarilah, kalau mimpi ini masih panjang kamu bisa digebukin orang, atau dipenjara, masa dalam mimpi aja harus masuk penjara, dan tentu saja pahala dan dosa berlaku dalam mimpi ini. Dan sadarilah ketika kamu melakukan kejahatan, itu kamu sedang kena tipu pikiranmu sendiri, bayanganmu sendiri, tidak ada tindakan jahat yang tidak disesali. Misalnya kita mimpi, kita nyari uang dalam mimpi dengan cara mencuri, begitu bangun, uangnya ilang, rasa bersalahnya yang malah didapat. Jadi, ngapain berbuat sesuatu hanya untuk dapat perasaan bersalah. 

Baca Juga: Semua Baik adanya. Termasuk Jelek Juga Baik

Kembali ke analogi hidup ini mimpi. Ketika kita sadar ini hanya mimpi, ini hanya ilusi, ini hanya senda gurau, tapi kita senang dalam kegiatan nyari uang ya carilah. Kita senang dagang, suka cita sekali, bahagia sekali ketika dagang, sebagai efek ya dapat uang, ya lakukanlah. Kita penyanyi, dan senang betul ketika bernyanyi, sebagai efek ya dapat uang dalam mimpi ini, ya lakukanlah. Anda seorang politikus, dan bersuka cita dalam kegiatannya, kabetulan dapat jabatan pula sebagai efek dari suka cita dalam kegiatan berpolitik, maka nikmatilah, maka syukurilah. 

ituh!

By: Kang. Sarman

-------------------

Salam - Perjalanandoa

Apa Perbedaan Iklas dengan Ridha?

Perjalanan Doa - Apa Perbedaan Iklas dengan Ridha

Pertanyaan: Kang sarman ijin nanya bedanya ikhlas ridha syukur?

Jawaban: Kalau menurut saya saat ini, besok gak tau, ikhlas sama ridho itu sama.

Kang sarman ijin nanya bedanya ikhlas ridha syukur?

Apa itu ikhlas? 

Pertama ikhlas itu perasaan, bukan pikiran. Jadi, syarat pertama untuk bisa ikhlas adalah tahu apa yangg sedang dirasakan. Sedangkan arti ikhlas adalah murni, tidak ada sebab lain selain murni ingin melakukan hal itu.

Baca Juga: Semua Baik adanya. Termasuk Jelek Juga Baik

Tidak karena terpaksa, tidak karena berharap imbalan, termasuk imbalan sembuh, atau pun imbalan berupa perubahan kondisi.

Misal ikhlas sedekah, Ikhlas aja, bukan karena wajib. Bukan karena imbalan pahala, Imbalan dilipat gandakan, Ya sedekah aja.

Rasa dari ikhlas ini lega, bahagia. Dan ini terjadi di perasaan, ada banyak saya temui orang yg ngaku ikhlas, padahal belum, sebab ikhlasnya baru di pikiran.

Kalau syukur Alurnya gini!

Kita dikasih Tuhan, nah kita berterima kasih  pada Tuhan karena sudah dikasih, dan kembali ini juga perasaan. 

Syarat untuk tahu kita sudah bersyukur atau belum adalah tahu apa yg sedang dirasakan; Hal pertama untuk bisa bersyukur adalah MUNCULNYA PERASAAN SUDAH DIKASIH SAMA TUHAN, BUKAN HASIL KERJA SENDIRI. Tanpa muncul rasa ini, bisa jadi samar. 

Baca Juga: Syarat Bijak Harus Bersedia Dan Siap Merasakan Paitnya Hidup

Bayangkan kita gak merasa sudah dikasih, tapi berterima kasih. Aneh kan? Begitulah kalau syukur kita tidak jujur. Karena wajib bisa karena gak tulus syukurnya. 

Begitu! 

Semoga ada gambaran.

By Kang. Sarman

Salam - Perjalanandoa

Semua Baik adanya. Termasuk Jelek Juga Baik

Perjalanan Doa - Semua Baik adanya. Termasuk Jelek Juga Baik. Tulisan ini berasal dari seorang Spiritual bernama Kang. Sarman, beliau adalah guru Saya, Guru kami yang banyak mengajarkan kami banyak hal tentang kehidupan ini.

Beliau juga dengan sengaja membuat group yang bernama: Kelas Telaga Suwung, awalnya group ini setingan privat, tetapi saya lihat sekarang sudah menjadi group facebook public.

Semua Baik adanya. Termasuk Jelek Juga Baik

Kang. Sarman ini banyak mengajarkan mengenai latihan hening, dan materinya sangat lengkap di group Kelas Telaga Suwung, mulai dari latihan 1 dan selanjutnya sangat tertata dengan sistematis.

Perjalanan beliau diceritakan pada cerita dibawah ini, bagaimana beliau berasal dan dilahirkan secara singkat dipaparkannya. Namun yang paling penting adalah hikmah dibalik cerita dari tulisan tersebut.

SEMUA BAIK ADANYA. JELEK JUGA BAIK

Semua baik adanya. Jelek juga baik. 

Kalau yang bagus disebut baik, semua orang pasti setuju, tapi kalau yang jelek disebut baik orang pasti ramai-ramai menolak. Rumusnya adalah bagus sekarang jelek di masa depan, jelek sekarang bagus di masa depan. Bagus itu baik karena rasanya enak, nyaman, orang pun mengapresiasi, jelek pun baik, karena dengan jelek dia merasa sangat tidak nyaman, karena merasa tidak nyaman dia berusaha keras untuk bangkit dari kondisi jelek itu dan bergerak maju bahkan melampaui kondisi orang yang diberikan sesuatu yang bagus. Karena jeleklah dia bergerak maju melebihi kondisi orang rata-rata, dan berakhir di kondisi bagus, jadi jelek itu bagus karena membuat orang bergerak ke kondisi jauh lebih bagus. 

Baca Juga: Syarat Bijak Harus Bersedia Dan Siap Merasakan Paitnya Hidup

Saya lahir di kampung di keluarga miskin, sudah di kampung, miskin lagi. Gambaran miskin saya, saya 6 tahun di SD saya Cuma ingat 1 kali jajan, jajan minuman yang kami dulu sebut sirup, campuran air, pemanis dan pewarna, seingat saya satu kali itu. Saya pernah dimarahi orang tua saya karena pernah ngasih makan temen saya orang yang maen ke rumah, kenapa dimarahi? Yak karena gak ada beras. Kalau nonton layar tancap, saya masuk lewat jalur nekat, karena kalau lewat depan gak punya karcis. Ini baru soal harta. Dan ini ngefek ke jeleknya mental saya dulu. 

Sekarang fisik. Dari keluarga kakek saya, secara wajah keluarga sayalah yang paling jelek, ada 5 atau 6 keluarga, keluarga sayalah yang dari sisi wajah paling jelek, yang paling cantik, saya berani bilang dia termasuk paling cantik sedesa kami. Nah, udah paling miskin, paling jelek pula.

Belum selesai. Sekarang soal mental. Ibu dan ayah saya adalah orang yang sangat minder, dua-duanya minder, saking pemalunya ayah saya, kalau nganterin bekal ke adek saya di pesantren, beliau diam aja di halaman sampai ada yang nanya, “bapak ada keperluan apa?”, kenapa begitu, karena ayah saya pemalu. Bayangkan mental saya, ibu saya minder, ayah saya minder, jadilah saya minder pangkat dua. Tapi, saya sayang ibu dan ayah saya, kalau ketemu saya sering mijitin ibu sambil minta maaf karena udah jadi anak gak nurut orang tua. Jadi, saya paling miskin, paling jelek (di keluarga besar) dan paling minder. 

Supaya gak panjang, saya singkat aja ya jeleknya saya, yaitu saya paling miskin, paling jelek, paling minder, waktu SD badan saya kecil jadi sangat sering dijadikan bulian, saya 6 tahun trauma di SD, karena mental saya jelek, saya sering dibuli sampai ditakut-takuti pakai golok sehingga lebih dari 30 tahun saya merasa layak dibunuh orang dan ketakutan karenanya, dan saya pernah 5 tahun jadi pembantu dengan gaji 60 ribu perbulan, dan sering dimarahi. Itu jelek saya. 

Nah, karena jelek parah itulah saya entah bagaimana caranya dan seperti dituntun Tuhan untuk bergerak merubah situasi. Sampai pada situai, sayalah satu-satunya (awalnya) di keluarga besar kami yang bergelar sarjana, karena gelar sarjana pendidikan, saya jadi guru, walau pernah gaji sebulan Cuma 100 ribu tapi secara penghormatan saya sudah dihormati orang. 

Baca Juga: Semua Sudah Benar Adanya, Tindakan Jahat Juga Benar??!!

Sampai pada masa saya lulus sebagai pekerja di kementerian sosial, sebagai pendamping salah satu program pemerintah, gaji saya lebih baik, lebih dari UMR kota saya, saya mulai bejar ilmu spiritual. Dan karena orang-orang baik yang berkenan ngajak saya ke berbagai kota di jawa, Bali, Lampung, dan berjodoh bertemu guru-guru spiritual, saya saat ini di kampung di posisi atas.   Secara pendapatan saya di atas rata-rata orang di kampong saya, saya juga diharga orang (saya merasa begitu), secara wajah saya merasa baik-baik saja, saya saat ini berani berhadapan dengan siapa pun, dengan kiai besar atau presiden saya siap. 

Nah, karena kondisi jelek parahlah, saya bisa sampai di kondisi baik saat ini, kalau saya dulu sama seperti teman-teman main saya, maka saya gak akan kemana-mana. Maka saya bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan karena sudah dikasih jelek, dan juga dikasih rasa yang tanpa bisa saya pilih, rasa untuk tidak bisa menyerah, saya akan stress berat kalau menyerah, sehingga pilihan satu-satunya adalah jalan terus, sampai membuahkan hasil. Saat ini, semua cita-cita saya sudah saya capai, tinggal mau saya pakai atau tidak. Jadi, jelek itu baik. Semua baik, jelek juga baik.

By Kang. Sarman

Kesimpulan:

Semuanya yang nampak jelek bila dipandang dengan kacamata manusia normal, bila mampu diterima dengan lapang dada, dan mampu menumbuhkan semangat juga pada diri yang mengalaminya.

Justru orang tersebut akan menjadi orang lebih diatas manusia yang hidupnya datar-datar saja, jadi kunci menerima dan mengubah kekurangan sebagai bahan bakar untuk merubah kehidupan menjadi yang lebih baik, lebih pintar, lebih sehat, lebih sholeh, lebih kaya dan tentunya lebih bijaksana.

Salam - Perjalanandoa

Syarat Bijak Harus Bersedia Dan Siap Merasakan Paitnya Hidup

Perjalanan Doa - Selamat malam teman-teman! Saya mau bicara tentang bijak, tapi dengan format ngobrol, jadi saya gak peduli dengan format tulisan ngalir aja asal baca semua, saya yakin paham maksudnya.

Bijak itu salah satu syaratnya harus bersedia, dan siap merasakan sisi paitnya hidup, kalau tidak bersedia, bijak hanya dalam hal tertentu saja dan merasakan paitnya hidup itu aman.

Saya mau bicara tentang bijak

Saya dan beberapa orang di lingkaran saya, aman-aman saja sehat-sehat saja, tentu kalau masih ragu ya cerita saja.

Saya sediakan khusus group ini untuk sahabat terdekat saya, group ini akan saya rawat.

Kembali ke bersedia merasakan paitnya hidup, tidak lagi memilih, karena dalam memilih pasti ada yang ditolak. Misal mau pilih pacar, milih A atau milih si B.

Kalau milih A artinya menolak B, kalau memilih B artinya menolak A.

Arti memilih, sama dengan menolak sebagian. Dalam kehidupan, kalau mau bahagia, kita tidak disarankan untuk memilih. 

Baca Juga: Semua Sudah Benar Adanya, Tindakan Jahat Juga Benar??!!

Ada siang ada malam, kita tidak disarankan untuk menyukai salah satu saja, memilih siang artinya menolak malam, memilih malam artinya menolak siang. Menolak siang, artinya ketika siang kita menderita, setengah dari hidup kita akan menderita, karena setengah dari hidup kita adalah siang.

Itu kalau yang ditolak cuma satu, kalau yang ditolak banyak, kita bisa menderita seumur hidup. Misal kita menolak bentuk fisik kita, menolak orang tua kita, menolak nama kita, menolak masa lalu kita, menolak kemiskinan kita, menolak pasangan kita, menolak tetangga kita, menolak kehidupan, menolak Tuhan.

Maka 24 jam dalam sehari kita bisa menderita, dan menolak ini berlaku bagi si kaya dan si miskin.

Saya punya teman yang pernah menghabiskan uang 45 juta hanya untuk sewa kapal pesiar selama 3 hari. 

Saya sendiri pernah punya gaji 60 ribu perbulan selama 5 tahun. Jadi, cerita ini bukan cerita kira2 tapi cerita nyata yang saya rasakan atau saya saksikan.

Salah satu cara saya untuk menerima adalah; dibuat kalimat agar jelas agar saya nampak bodoh kalau gak nerima. 

Misal, saat ini saya sedang merasa gak enak, dan saya menolak rasa gak enak yang sedang dirasakan saat ini, maka yang saya lakukan adalah : Saya bertanya pada diri saya, "Mau pilih gak enak plus menolak? atau  pilih gak enak plus nerima?"

Sebagai orang yang berani ngaku pinter, saya pasti milih gak enak plus nerima dong. 

Sama-sama gak enak, tapi lumayan ada nerimanya. Dan saya periksa pikiran saya dan perasaan saya, apa beneran sudah memilih kalimat itu.

Baca Juga: Cara Membuat Wanita Nyaman Saat PDKT Lewat Chat

Bagaimana cara ngecek pikiran saya? 

Saya katakan dalam hati,"saya memilih gak enak plus nerima di banding gak enak plus nolak"

Saya pikirkan kalimat itu, apakah benar sudah memilih itu atau hanya merasa sudah memilih, atau justru saya memaksa pikiran saya untuk milih itu.

Pun dengan perasaan, saya katakan kalimat itu, sambil dirasakan dan bertanya pada perasaan, "apakah benar sudah pilih itu?"

Kalau kata perasaan terasa berkata iya berarti sudah beres dan dibuktikan dengan lega aja walau saat ini masih etrasa sedikit gak enak.

Gak enak tapi diiringi/dibarengi rasa lega.

Untuk kehati2an kalau masih mikirin "udah aku terima belum ya?" kalau kalimat itu ada, biasa kita sedang nolak. Kita jadikan tindakan menerima sebagai alat untuk menolak, bukti menolak adalah tujuan dari tindakan menerima adalah merubah keadaan agar lebih baik.

Kalau tujuan nerima adalah agar keadaan jadi lebih baik, biasanya itu bukan nerima tapi menolak,  cara menolaknya adalah dengan cara diterima.

Kaya kalimat, "orang itu terima aja, suruh masuk, biar urusan dia cepet beres, dan dia cepet pulang", tujuan sebenarnya bukan nerima, tapi agar orang itu cepet pulang karena kita gak mau (nolak) orang itu lama-lama ada bersama kita.

Segitu dulu..

Karena segitu juga udah puanjang.

By: Kang Sarman

Salam - Perjalanandoa.

Semua Sudah Benar Adanya, Tindakan Jahat Juga Benar??!!

Perjalanan Doa - Semua Sudah Benar Adanya, Tindakan Jahat Juga Benar. Semua sudah benar adanya, bahkan tindakan jahat pun sudah benar adanya. 

Ketika seseorang melakukan kejahatan, ada banyak rangkaian urutan yang terjadi pada pikiran dan perasaannya sehingga dari rangkaian itu hasil akhirnya membuahkan tindakan jahat. 

Sebut saja, singkatnya, tindakan itu dimulai oleh munculnya secara tiba-tiba sebuah perasaan. Ingat munculnya perasaan ini tiba-tiba, tidak ada pilihan, ini muncul dengan tiba-tiba. 


Semua Sudah Benar Adanya, Tindakan Jahat Juga Benar

Misalnya, ketika melihat peluang korupsi, bagi seorang koruptor akan tiba-tiba muncul perasaan INGIN MENGAMBIL UANG yang bukan hak, perasaan ini tiba-tiba muncul, bukan hasil dari pilihan. Perasaan ini muncul bisa saja disetiap orang, tapi dengan kadar yang kecil sehingga masih bisa di rem oleh pikiran-pikirannya yang tiba-tiba juga muncul di kepala. 

Baca Juga: Cara Membuat Wanita Nyaman Saat PDKT Lewat Chat

Jadi, pertama yang perlu kita garis bawahi adalah sebelum berbuat jahat ada perasaan yang muncul tiba-tiba, dan tidak bisa memilih, karena tidak bisa memilih maka dia tidak layak disalahkan, kalau tidak salah maka dia benar. Maka jika seseorang merasakan sesuatu  dorongan untuk melakukan tindakan kejahatan dia tidak layak disalahkan KARENA SUDAH MERASAKAN ITU karena munculnya perasaan itu bukan pilihan dia. Merasakan dorongan kejahatan adalah benar karena tidak bisa memilih. 

Kedua, sebelum sebuah perasaan berbuah jadi tindakan dia akan disaring dulu oleh pikiran, berupa nilai-nilai, prinsip-prinsip pribadi dan lain-lain. Jadi, sebuah perasaan jahat belum tentu jadi tindakan jahat kalau berhasil difilter oleh pikiran-pikiran yang baik. 

Nah, masalah lain, bisakah kita memilih untuk punya pikiran baik? Bisa dong. Yakin bisa?

Nah, mari kita perhatikan. Misal seorang anak lahir dari seorang penjahat, koruptor misalnya, apakah itu pilihan dia? 

Nah, kebanyakan koruptor walau kecil-kecil yang saya temui, menganggap korupsi itu wajar, ya gpp, ya itu perbuatan salah tapi banyak yang melakukan jadinya dia menganggap tidak apa-apa untuk dilakukan. 

Nah, kembali ke anak yang lahir dari koruptor tadi. 

bahwa dia anak seorang koruptor, dia tidak bisa disalahkan, karena dia tidak bisa memilih, jadi tidak salah, karena tidak salah maka jadi benar. 

Selanjutnya, karena lahir di keluarga koruptor yang menganggap tindakan korupsi itu boleh-boleh saja dilakukan, dan itulah nilai hidupnya terhadap tindakan korupsi. Nah, apakah anak itu bisa memilih kata-kata yang dikatakan ayahnya tentang korupsi, nilai-nilai ayahnya tentang korupsi, prinsip-prinsip ayahnya tentang korupsi dan lain-lain yang menjadikan nilai-nilai dalam pikirannya tentang korupsi. Tidak bisa memilih, bukan? Nah, karena tidak bisa milih atas informasi yang dia punya, maka dia tidak bisa disalahkan atas informasi yang dia punya, karena tidak salah maka dia benar. 

Baca Juga: SEBUT NAMANYA SATU KALI, dia akan mengemis cinta pada anda, doa agar dia mencintai kita.

Maka karena munculnya perasaan secara tiba-tiba itu bukan pilihan dan ketika kecil yang mana adalah inti dari pembentukan nilai-nilai kita tidak bisa memilih, maka tindakan jahat sebagai hasil dari perasaan dan pikiran juga tidak bisa memilih, karena tidak bisa memilih maka tidak bisa disalahkan, karena tidak salah berarti benar. Jadi tindakan jahat itu benar adanya. 

Note. Tujuan dari semua sudah benar adanya adalah supaya tidak perlu ada yang disalahkan, tapi sayangi aja. Tidak menyalahkan orang lain, dan tidak menyalahkan diri sendiri, hukuman tetap jalan. Sebab di atas kebenaran ada kebijaksanaan, perbuatan jahat itu benar, tapi bukan tindakan bijak. Jadi karena sudah bertindak tidak bijak tetap harus tanggungresiko, termasuk resiko dihukum, tapi cukup dihukum, tidak untuk disalahkan.

By. Kang Sarman

Salam - Perjalanan Doa