Tampilkan postingan dengan label Kisah inspiratif. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah inspiratif. Tampilkan semua postingan

Kisah Perjuangan Imam Syafi'i Kecil Dalam Menuntut Ilmu


KISAH PERJUANGAN IMAM SYAFI’I  KECIL DALAM MENUNTUT ILMU

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

-Dikisahkan, As-Syafi’i رحمه الله‎ kecil, seorang yatim yang berada dalam kasih sayang ibu dari semenjak kecil. Beliau رحمه الله‎ dibawa oleh ibunya ke Madinah.

Ketika itu, Beliau imam as-syafii رحمه الله berada di majelis Imam Malik رحمه الله‎, saat itu tak ada uang untuk membeli pena atau alat tulis apapun untuk belajar.

Maka Beliau imam as-syafii رحمه الله‎ meletakkan jarinya di mulut,  dan menulis dengan telunjuk kanannya di atas telapak tangan kirinya.  Hal tersebut dilakukannya berkali-kali saat umur Beliau رحمه الله‎ masih 11 tahun.

Imam Malik رحمه الله‎ merasa terganggu dengan anak kecil yang menaruh ludahnya di jari,  kemudian menggerakkannya di telapak tangan. Dengan pikirnya Imam as-Syafi’i رحمه الله‎ bermain-main.

Setelah 2 sampai 3 pelajaran, Imam Malik رحمه الله‎ memanggilnya “kesini kamu.”

Dihampirilah Imam Malik رحمه الله‎ oleh as-Syafi’i رحمه الله‎ ,

“Janganlah hadir lagi dalam pelajaran kami!” 
Seru Imam Malik رحمه الله‎.

“Kenapa?” 
sambung as-Syafi’i رحمه الله‎.

“Karena kamu bermain-main dan berbuat sia-sia di sini,” 
kata Imam Malik رحمه الله‎.

“Demi Allah, aku tidak bermain-main, memang karena apa saya disebut bermain-main?” 
tanya as-Syafi’i رحمه الله‎.

“Karena kamu menaruh ludah di jarimu dan kau menggerakkannya. Ini sia-sia,” 
kata Imam Malik رحمه الله‎.

“Aku hanya menulis hadits,” 
ujar as-Syafi’i رحمه الله‎.

“Kalau begitu, mana alat tulismu, mana penamu? mana kertas-kertasmu? 
mana tintamu? kau datang tanpa tinta dan pena?” 
tanya Imam Malik رحمه الله‎.

imam As-Syafi’i رحمه الله‎ menjawab: 
“Aku hanya orang miskin, tak mampu ku membeli alat tulis. 
Aku hanya menulis hadits seperti ini agar aku bisa menghafal,”

“Jika kau mau, aku akan sampaikan apa yang telah kamu sampaikan.”

“Lakukanlah!” 
kata Imam Malik رحمه الله‎.

imam As-Syafi’i رحمه الله‎ kecil melafalkan seluruh hadits kepada Imam Malik رحمه الله‎
mulai dari awal sampai akhir pelajarannya. 
Mulai setelah itu, Imam Malik رحمه الله‎ mendekati dan membantunya.

Perjuangan sang Ibu membantu imam asy-Syafi’i رحمه الله‎.
Ia membawakan tulang unta dari tukang sembelih di pasar untuk 
dijadikan alas menulis untuk belajar anaknya.

Diceritakan, bahwa ibunya pergi ke kantor pemerintahan. 
Mengambil kertas-kertas bekas yang sudah dibuang dan 
diberikan kepada anaknya untuk menulis hadits.

Jika kita melihat lembaran-lembaran Imam Syafi’i رحمه الله‎, 
kita akan melihat di depannya tulisan hadits dan di belakangnya 
catatan-catatan pemerintahan saat itu.

Dengan berkaca kepada kisah Imam Syafi’i رحمه الله‎, 
betapa perjuangan menjadi hal terpenting untuk mencapai keberhasilan. 
Dengan kebersihan niat, kelurusan tujuan dan ketaatan kepada Allah.

Sumber : Biografi Imam As-Syafi’i رحمه الله‎

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
   

Kisah Imam Syafi'i Tentang Keberkahan Gaji


KISAH IMAM SYAFI'I TENTANG KEBERKAHAN GAJI 
.
(Guru Mulia Al Imam Sulthonul Qulub Al Habib Munzir Al Musawa).
.
"Seseorang datang kepada Imam Syafi’i mengadukan tentang kesempitan hidup yang ia alami. Dia memberi tahukan bahwa ia bekerja sebagai orang upahan dengan gaji 5 dirham. Dan gaji itu tidak mencukupinya.
.
Namun anehnya, Imam Syafi’i justru menyuruh dia untuk menemui orang yang mengupahnya supaya mengurangi gajinya menjadi 4 dirham. Orang itu pergi melaksanakan perintah Imam Syafi’i sekalipun ia tidak paham apa maksud dari perintah itu.
.
Setelah berlalu beberapa lama orang itu datang lagi kepada Imam Syafi’i mengadukan tentang kehidupannya yang tidak ada kemajuan. Lalu Imam Syafi’i memerintahkannya untuk kembali menemui orang yang mengupahnya dan minta untuk mengurangi lagi gajinya menjadi 3 dirham. Orang itupun pergi melaksanakan anjuran Imam Syafi’i dengan perasaan sangat heran.
.
Setelah berlalu sekian hari orang itu kembali lagi menemui Imam Syafi’i dan berterima kasih atas nasehatnya. Ia menceritakan bahwa uang 3 dirham justru bisa menutupi seluruh kebutuhan hidupnya, bahkan hidupnya menjadi lapang. Ia menanyakan apa rahasia di balik itu semua?.
.
Imam Syafi’i menjelaskan bahwa pekerjaan yang ia jalani itu tidak berhak mendapatkan upah lebih dari 3 dirham. Dan kelebihan 2 dirham itu telah mencabut keberkahan harta yang ia miliki ketika tercampur dengannya.
.
Lalu Imam Syafi’i membacakan sebuah sya’ir:

جمع الحرام على الحلال ليكثره
دخل الحرام على الحلال فبعثره

Dia kumpulkan yang haram dengan yang halal supaya ia menjadi banyak.
.
Yang harampun masuk ke dalam yang halal lalu ia merusaknya.
.
"Barangkali kisah ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita dalam bekerja. Jangan terlalu berharap gaji besar bila pekerjaan kita hanya sederhana. Dan jangan berbangga dulu mendapatkan gaji besar, padahal etos kerja sangat lemah atau tidak seimbang dengan gaji yang diterima.
.
Bila gaji yang kita terima tidak seimbang dengan kerja, artinya kita sudah menerima harta yang bukan hak kita. Itu semua akan menjadi penghalang keberkahan harta yang ada, dan mengakibatkan hisab yang berat di akhirat kelak.
.
Harta yang tidak berkah akan mendatangkan permasalahan hidup yang membuat kita susah, sekalipun bertaburkan benda-benda mewah dan serba lux".
  
Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
   

Wanita Yang Kematiannya Disambut Para Malaikat


WANITA YANG KEMATIANNYA DISAMBUT PARA MALAIKAT

Kisah ini mungkin telah sering kita dengar. Namun, sekedar mengingatkan kembali tentang perjuangan wanita mulia ini, semoga dapat mengembalikan ghirah kita untuk juga bisa menteladani beliau, wanita yang ‘berhati baja’.

Nusaibah Binti Ka’ab radhiyallahu anha, namanya tercatat dalam tinta emas penuh kemuliaan. 
Bahkan kematiannya mengundang ribuan malaikat untuk menyambutnya.

Hari itu Nusaibah sedang berada di dapur. Suaminya, Said sedang beristirahat di bilik tempat tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nusaibah menerka, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di kawasan Gunung Uhud. Dengan bergegas, Nusaibah meninggalkan apa yang sedang dilakukannya dan masuk ke bilik. Suaminya yang sedang tertidur dengan halus dan lembut dikejutkannya.

“Suamiku tersayang”, Nusaibah berkata, “Aku mendengar pekik suara menuju ke Uhud. Mungkin orang-orang kafir telah menyerang.”

Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Dia menyesal mengapa bukan dia yang mendengar suara itu. Malah isterinya. Dia segera bangun dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu dia menyiapkan kuda, Nusaibah menghampiri. Dia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.

“Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang.”

Said memandang wajah isterinya. Setelah mendengar perkataannya itu, tak pernah ada keraguan padanya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju ke utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu semakin mengobarkan keberanian Said.

Di rumah, Nusaibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda yang nampaknya sangat gugup.

“Ibu, salam dari Rasulullah,” berkata si penunggang kuda, “Suami Ibu, Said baru sahaja gugur di medan perang. Beliau syahid…”

Nusaibah tertunduk sebentar, 
“Inna lillah…..” gumamnya,
“Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah.”

Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat, Nusaibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan,

“Amar, kaulihat Ibu menangis?.. Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah Syahid. Aku sedih karena tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?”

Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.

“Ambillah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terhapus.”

Mata Amar bersinar-sinar. “Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku ragu, seandainya Ibu tidak memberi peluang kepadaku untuk membela agama Allah.”

Putera Nusaibah yang berbadan kurus itu pun terus menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak terlihat ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di hadapan Rasulullah, ia memperkenalkan diri.

“Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayahku yang telah gugur.”

Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. “Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu….”

Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung hingga petang. Pagi-pagi seorang utusan pasukan Islam berangkat dari perkemahan di medan tempur, mereka menuju ke rumah Nusaibah.

Setibanya di sana, wanita yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, “Ada kabar apakah gerangan?..” serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, “Apakah anakku gugur?..”

Utusan itu menunduk sedih, “Betul….”

“Inna lillah….” Nusaibah bergumam kecil. Ia menangis.
“Kau berduka, ya Ummu Amar?..”

Nusaibah menggeleng kecil. “Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatkan?.. Saad masih kanak-kanak.”

Mendengar itu, Saad yang sedang berada tepat di samping ibunya, menyela, “Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putera seorang ayah yang gagah berani.”

Nusaibah terperanjat. Ia memandang puteranya. “Kau tidak takut, nak?..”

Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng, yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nusaibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan tentara itu.

Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, “Allahu Akbar!..”

Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nusaibah.

Mendengar berita kematian itu, Nusaibah meremang bulu tengkuknya. 
“Hai utusan,” ujarnya, “Kau saksikan sendiri aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diriku yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.”

Sang utusan mengerutkan keningnya. 
“Tapi engkau wanita, ya Ibu….”

Nusaibah tersinggung, “Engkau meremehkan aku karena aku wanita?.. Apakah wanita tidak ingin pula masuk ke Syurga melalui jihad?..”

Nusaibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas menghadap Rasulullah dengan mengendarai kuda yang ada.

Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nusaibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum.

“Nusaibah yang dimuliakan Allah. Belum masanya wanita mengangkat senjata. Untuk sementara engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur.”

Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nusaibah pun segera menenteng obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur.

Dirawatnya mereka yang mengalami luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk dan memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba rambutnya terkena percikan darah. Nusaibah lalu memandang. Ternyata kepala seorang tentara Islam tergolek, tewas terbabat oleh senjata orang kafir.

Timbul kemarahan Nusaibah menyaksikan kekejaman ini.

Apalagi ketika dilihatnya Rasulullah terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh. Nusaibah tidak dapat menahan diri lagi, menyaksikan hal itu.

Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang tewas itu.
Dinaiki kudanya. 
Lantas bagaikan singa betina, ia mengamuk.

Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang.

Hingga pada suatu waktu ada seorang kafir yang mengendap dari arah belakang, dan langsung menebas putus lengan kirinya. Nusaibah pun terjatuh, terinjak-injak oleh kuda. Peperangan terus berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga tubuh Nusaibah teronggok sendirian.

Tiba-tiba Ibnu Mas’ud menunggang kudanya, mengawasi kalau-kalau ada orang yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu melihat ada tubuh yang bergerak-gerak dengan susah payah, dia segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu.

Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, “Isteri Said-kah engkau?..”

Nusaibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, *“Bagaimana dengan Rasulullah?.. Selamatkah baginda?..”*

“Baginda Rasulullah tidak kurang suatu apapun…”

“Engkau Ibnu Mas’ud, bukan?.. Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….”

“Engkau masih terluka parah, Nusaibah….”

“Engkau mau menghalangi aku untuk membela Rasulullah?..”

Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nusaibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke medan pertempuran. Banyak musuh yang dijungkirbalikkannya. Namun karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus oleh sabetan pedang musuh.

Gugurlah wanita perkasa itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.

Tiba-tiba langit berubah mendung, hitam kelabu. Padahal tadinya langit tampak cerah dan terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak.

Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya,

“Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan?.. Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nusaibah, wanita yang perkasa.”

Subhanallah..
Allahu Akbar..
Allahu Akbar..
Allahu Akbar..

Tanpa pejuang sejati seperti dia, mustahil agama Islam bisa sampai dengan damai kepada kita yang hidup di jaman sekarang.

Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla menempatkan mereka, dan kita semua di Syurga-Nya disamping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Aamiin..

Apa yang telah kita perbuat untuk menegakkan Dienullah Islam ?

Kisah penuh inspiratif ini seharusnya dapat menggugah jiwa juang kita, agar tidak cengeng melepas anak -anak yang sedang berjuang. Kalo ingin anak menjadi kuat, maka kita harus menjadi ibu yang kuat terlebih dahulu.

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
  

Mayat Pecinta Sholawat



MAYAT PECINTA SHOLAWAT

Oleh: Habib Luthfi bin Yahya

Waktu mondok di Kedung Paruk Purwkerto. Disana ada tukang kuli angkut bernama Darjo, pekerja kasar, ada beras ya ngangkut beras. Biasa setelah salat subuh tidur sebentar jam 7 keluar kerja kepasar rutin begitu sampai wafat

Suatu ketika cucu Mbah Darjo meninggal. Orang tua anak itu ingin anaknya dimakamkan didekat makam kakek-nya; Darjo. Terlebih di pemakaman itu banyak orang saleh, seperti ayahya Mbah Kiai Abdul Malik yaitu Kiai Ilyas.

Akhirnya kuburan pak Darjo dibongkar, setelah digali 1,5 m ternyata bambunya masih hijau, kain kapannya masih utuh, wangi luar biasa seperti baru dimakamkan beberapa jam, padahal beliau telah meninggal 9 tahunan.

Setelah kejadian itu saya menghadap ke guru saya Mbah Kiai Abdul Malik, maksudnya mau laporan. Mbah Kiai Abdul Malik sedang duduk santai didepan rumah, tersenyum melihat kedatangan saya.

Tiba-tiba mbah Malik bilang,

"pie Darjo mayite isih utuh; Darjo mayitnya masih utuh?"

Belum bicara Mbah Malik sudah menjelaskan. Kata beliau,

"Darjo kui wong ahli shalawat ora tahu tinggal shalawat, tiap bengi durung turu sadurunge moco shalawat 16.000. 
Darjo itu istiqamah tiap malam tidak pernah meninggalkan membaca shalawat, sebelum membaca shalawat 16.000 Darjo tidak akan tidur.

Shalawatnya Allahumma shali ala Muhammad, Allahumma Shali ala Muhammad.

Secara lahiriah kuli kasar ternyata Pak Darjo temasuk orang saleh. Kita tidak harus membaca 16.000, minimal 300 saja setiap malam sudah bagus.

Siapa yang membaca shalawat tiap hari buat keluarga dan putra-putrinya tiap malam 300 kali, Insya Allah putra-putrinya akan diberkahi, dan jika nakal senakal apapun anaknya, pada waktunya akan menjadi baik. Insya Allah.

Subhanallah... Semoga kita istiqomah bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW dan kelak mendapat Syafaatnya. Amin...

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

Pengorbanan Ulama' Salaf dahulu Hingga Menjual Baju Demi llmu


PENGORBANAN ULAMA' SALAF DAHULU HINGGA MENJUAL BAJU DEMI ILMU


RUMAH-MUSLIMIN.COM - Para pendahulu kita yang mulia telah mengalaminya. Demi meraih ilmu Syar'i, mereka mengorbankan semua yang berharga, menjual pakaian untuk mendapatkan ilmu. Mereka meyakini bahwa pakaian ilmu, keimanan dan ketakwaan, lebih baik dari pakaian badan. Mari bersama saya, wahai saudaraku, mengambil hikmah kenangan abadi yang mereka torehkan, tentang pengorbanan mereka.

1. Syu'bah bin Hajjaj berkata, "Saya menjual thista (bejana dari tembaga untuk mencuci pakaian) seharga tujuh dinar (untuk biaya belajar)"

2. Abu Hatim Ar-Razi berkata, "Saya tinggal di Bashrah selama delapan bulan pada tahun 214 H. Dalam hati saya ingin tinggal selama setahun (agar bisa belajar ilmu), tetapi saya kehabisan nafkah. Maka saya menjual pakaian-pakaian saya sedikit demi sedikit, hingga saya betul-betul tidak memiliki nafkah."

3. Suatu hari Imam Baqy bin Makhlad Al-Andalusi berkata kepada para muridnya, "Kalian menuntut ilmu? Dan apakah begini caranya belajar ilmu? (Maksudnya kalian tidak pernah merasakan kesulitan dalam belajar sedikitpun dan berkorban demi mencapai sesuatu yang berharga). Sesungguhnya di antara kalian ada yang mengatakan, "Kalau tidak ada kesibukan saya akan pergi belajar." Saya mengetahui seseorang (maksudnya dirinya sendiri) yang ketika belajar beberapa hari tidak mendapatkan apa yang dia makan, kecuali daun kubis yang telah dibuang oleh orang. Saya mengetahui seseorang (maksudnya dirinya) yang menjual celananya, tidak hanya sekali agar bisa membeli kertas untuk menulis (Yaitu, ketika nafkahnya habis, ia cukup memiliki celana yang dia pakai dan menjual celana dan bajunya yang lain sebagai biayanya untuk belajar)."
$ads={1}

4. Al'allâmah Abu Zaid Ad-Dibbaghy penulis biografi Abu Ja'far Ahmad Al Qushari berkata, "Terkadang dia menjual sebagian bajunya. Hasilnya dia pakai untuk membeli buku atau kertas tulis-menulis. Abu Bakar Al-Maliky berkata, "Dia tiba di daerah "Sausah" untuk bertemu Yahya bin Umar. Dia mendapatinya sudah menulis kitab. Dan dia tidak mendapatkan apa yang dia pakai untuk membeli kertas, maka dia menjual bajunya dan hasilnya digunakan untuk membeli kertas. Dia menulis kitab sambil menemuinya kemudian membawanya ke Qairawan."

5. Abu Muhammad Al-Firghani berkata, Ibnu Jarir Ath-Thobari melakukan rihlah (perjalanan) ketika usianya baru dua belas tahun. Ayahnya mengizinkannya untuk pergi dan selama hidupnya dia mengirimkan sesuatu sebagai bekal untuk belajar. Ibnu Jarir berkata, "Terjadi keterlambatan nafkah dari orang tua saya, sehingga saya terpaksa merobek kedua kantong jubah saya dan menjualnya (hasilnya untuk biaya belajar)."

6. Abu Hatim Ar-Razi berkata," Saya pergi ke Mesir, karena banyak ilmu saya ingin tinggal di sana. Saya meminta kepada tukang tulis di Mesir untuk menuliskan kitab "Asy-Syafi'i". Saya sudah membeli dua kain di Mesir untuk saya jahit sendiri ketika sudah kembali ke negeri saya. Ketika ingin menulis kembali kitab "Asy-Syafi'i" saya tidak memiliki uang, Saya kemudian menjual kedua kain tersebut seharga enam puluh dirham dan saya membeli kertas seharga sepuluh dirham. Sisanya saya berikan kepada orang yang menuliskan kitab "Asy-Syafi'i tersebut."

7. Syaikh Bakri Al-Katib, penulis biografi Ahmad Al-Hajjar, berkata, "Beliau sangat senang memiliki kitab. Saya pernah mendengar beliau melihat kitab yang dijual dan dia tidak memiliki uang. Dia memiliki baju, kemudian dia buka sebagian dan menjualnya. Beliau membeli kitab tersebut saat itu juga.

(Dikutip dari kitab Kaifa tatahammasu fî tholabil 'ilmi asy-Syar'i).

Demikian Artikel " Pengorbanan Ulama' Salaf dahulu Hingga Menjual Baju Demi llmu "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -

Undangan Si Miskin Untuk Abah Guru Sekumpul


UNDANGAN SI MISKIN UNTUK ABAH GURU SEKUMPUL

Ada satu keluarga yang sangat miskin kehidupannya sehari hari di Martapura. Keluarga ini sangat mencintai dan menghormati Abah Guru Sekumpul.

Hingga suatu saat, keluarga tersebut memiliki hajatan atau selamatan. Karena kecintaannya yang sangat luar biasa kepada Abah Guru Sekumpul, sang Ayah mencoba memberanikan diri untuk mengundang Abah Guru Sekumpul keacara tersebut.

Sang Ayah pun berjalan menuju rumah Abah Guru Sekumpul, namun sayangnya sang ayah tidak berhasil menemui Abah Guru Sekumpul saat itu.
Sehingga sang ayah hanya mengundang Abah Guru Sekumpul melalui khadam beliau saja. Maka pulanglah sang Ayah kerumah dengan perasaan harap harap cemas, sambil berdoa 'Ya Allah, mudahan Abah Guru mau datang kehajatan ulun malam ini. Aamiin.

Maka tibalah saat selamatan hajatan dimulai. Beberapa kali sang ayah keluar masuk rumah melihat keadaan jalan yang gelap gulita tersebut. Para undangan disekitar pun mulai berdatangan sampai sampai sang ayah telah berputus asa.
Sambil berkata didalam hati :
'Apakah mungkin Abah Guru mau datang kerumah yang reot ini, rumah simiskin ini'

Sampai suatu saat suasana kampung berubah, nampak terlihat orang orang berlarian kesuatu tempat. Maka sang Ayah pun ikut mendatangi kearah keramaian tersebut, ada apa gerangan hal yang terjadi?

Masya Allah..!!!
Terlihat Abah Guru dan beberapa orang mengikuti dibelakang beliau, berjalan menuju kerumah sang ayah yang fakir miskin itu. Langsung tanpa isyarat, sang ayah menyambut Abah Guru Sekumpul dengan penuh suka cita. Semangat yang menggebu dan haru yang luar biasa. 
Tanpa berkata apapun Abah Guru langsung masuk kedalam rumah dan langsung memulai tahlilan sampai selesai.

Tidak lama Abah Guru berpamitan kepada tuan rumah untuk pulang. Abah Guru bersalaman kepada sang ayah/kepala keluarga sambil memberi amplop kepada sang ayah tersebut sambil berkata :
'Ini uang untuk mengganti acara selamatan pian, sisanya pian(Anda) pakai gasan(untuk) berdagang'

Setelah semua undangan pulang, sang ayah menemui istri dan anak anaknya dan dihadapan mereka sang ayah membuka amplop yang diberikan Abah Guru tadi.

Masya Allah...!! Betapa terkejutnya sang ayah yang miskin itu dan keluarganya melihat isi amplop yang diberikan adalah jumlah sangat besar pada masa itu.

Adalah akhlaq Abah Guru Sekumpul, apabila beliau hadir diundang acara hajatan, beliau tidak pernah datang dengan tangan kosong. Beliau selalu memberi amplop kepada tuan rumah atau panitia hajatan yang mengadakan acara tersebut, terlebih lebih yang mengundang orang orang miskin.

Masya Allah...!!! Inilah Akhlaq Datu beliau Sayyidina Muhammad SAW.

Sungguh sangat sedikit kita bisa menemui seorang ulama seperti beliau

Semoga kisah ini menjadi panutan kita untuk mengikuti akhlaq Rasullullah, terutama menghormati orang orang miskin. Karena sesungguhnya Rasullullah selalu bersama sama orang miskin.

Mudah mudahan semakin menambah kecintaan kita kepada Abah Guru Sekumpul dengan tetap mengharap ridho dan rahmat Allah swt, dan mengharap syafaat baginda Muhammad saw serta dikumpulkan disyurga bersama Para Aulia Allah swt.

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

Habib Alwi Putra Habib Ali Habsyi Memenuhi Janji Meski Jenazahnya Saja


HABIB ALWI PUTRA HABIB ALI HABSYI MEMENUHI JANJI MESKI JENAZAHNYA SAJA

Al Habib Alwi bin Ali Al Habsyi Solo.
Beliau adalah putra dari Al Imam Al Allamah Al 'Aarifbillah Qutbilwujud Al Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi (Shohibul Maulid Simthudduror) dan ayah dari Habib Anis Solo.

Suatu saat Habib Alwi ke Palembang untuk memenuhi undangan pernikahan, beliau singgah sebentar di rumah Habib Ali Kwitang, karena pesawat saat itu harus mengisi bahan bakar di Kemayoran - Jakarta.

Habib Ali Kwitang berkata:

"Sebaiknya Habib nginap dulu disini"
Lalu jawab Habib Alwi:

"Karena besok pagi harus menghadiri acara pernikahan di Palembang, insyaallah sepulang dari Palembang ana akan nginap di Kwitang".

Namun apa mau dikata seusai acara pernikahan di Palembang Habib Alwi meninggal dunia di Palembang pada hari Jum’at, 27 November 1953 (20 Rabi’ul Awal 1373 H).
Menurut sebagian berita, beliau telah mempersiapkan perlengkapan jenazah sendiri, sehingga tidak menyusahkan yang punya rumah di Palembang. Kemudian direncanakan jenazah beliau akan langsung dibawa ke Solo.

Ketika perjalanan membawa jenazah Beliau, seperti biasa pesawat mengisi bahan bakar lagi di Kemayoran, dan SUBHANALLOH ternyata pesawat mengalami kerusakan, sehingga penerbangan ke Solo harus dilakukan keesokan harinya.

Lalu apa yg terjadi? jenazah beliau akhirnya menginap satu malam di kediaman Habib Ali Kwitang.
MASYAALLAH janji beliau tetap ditepati meski saat itu jenazahnya saja yang bermalam di Kwitang.

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
   

Kecintaan Seorang Jamaah Yang Rela Menabung Hanya Untuk Ikut Acara Haul Abah Guru Sekumpul



KECINTAAN SEORANG JAMAAH YANG RELA MENABUNG HANYA UNTUK IKUT ACARA HAUL ABAH GURU SEKUMPUL

-
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Acara Haul Abah Guru Sekumpul setiap tahun selalu ramai dan terus bertambah. Dimana bagi para pecintanya momen Haul tersebut terkadang selalu mereka upload kemedia sosial sebagai tanda mereka sangat bangga memiliki Ulama karismatik yang terkenal didunia. Hingga berita ini sampai lah kepada seorang nenek dari luar pulau Kalimantan.

Sang nenek begitu penasaran dengan acara Haul Abah Guru Sekumpul hingga berniat mengumpulkan uang agar bisa hadir diacara Haul tersebut tahun depan. Selama 1 tahun sang nenek mengumpulkan uang untuk persiapan biaya selama naik pesawat nginap dimartapura dan transportasi, tibalah waktu menjelang acara sang nenek memesan tiket pesawat untuk persiapan berangkat sesuai jadwal menjelang acara Haul.

Pada hari keberangkatan dan pada saat pesawat yang ditumpangi sang nenek tiba di bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. dengan selamat. Pada saat keluar dari terminal kedatangan, sang nenek berencana naik angkot biasa dibanding naik taksi bandara guna menghemat keuangan.

Akan tetapi pada saat nenek berjalan kearah luar, sang nenek di hampiri sebuah mobil sedan mewah dan menawarkan nenek tersebut untuk ikut dengannya, dimana terjadi percakapan :
Sopir : maaf, nenek mau kemana?
Nenek : saya mau ke acara Haul Guru Zaini di Martapura
Sopir : Oh... Saya mau ke Martapura juga nek, ayo mari saya antar?

Dengan sedikit takut dan ragu karena sang nenek tidak kenal dengan sopir tersebut, dijawab sang nenek dengan halus. 
Nenek : maaf nak, nenek mau naik angkot aja, karena nenek takut nenek gak bisa bayar apalagi mobilnya mewah sekali.
Sopir : jangan takut nek, saya orang baik dan saya beri tumpangan gratis buat nenek, spesial karena mau ikuti acara Haul Guru kami
Dengan hati sedikit lega sang nenek pun menerima tumpangan dari sopir yang tutur kata nya sangat lembut dan sopan serta wajah yang sangat enak dipandang apalagi mau memberi tumpangan secara gratis, akhirnya sang nenek pun mau menerima tawaran sang sopir tersebut.

Didalam perjalanan sang nenek bertanya kepada sang sopir.
Nenek : Nak, asli orang banjar?
Sopir : Gih nek, saya asli orang banjar dan rumah saya dimartapura dekat makam Guru Zaini
Nenek : Oh.. Alhamdulillah, saya sedikit takut ya nak, kalau kalau ntar salah alamat, kalau begitu nanti boleh saya diturunkan dekat area pemakaman Tuan Guru Zaini ya?
Sopir : Insya Allah nek, nanti saya antar langsung depan gerbang komplek sekumpul

$ads={1}

Seperti yang kita ketahui, panitia acara Haul biasa menutup jalan kurang lebih 2 kilo disekitar acara Haul dimana mobil sudah tidak bisa masuk lagi ke area depan gerbang regol Sekumpul, tetapi berbeda dengan mobil yang ditumpangi sang nenek begitu mudah menerobos padatnya manusia yang datang hingga sampai didepan gerbang regol komplek sekumpul tanpa ada hambatan apapun.

Sopir : Maaf nek, kita sudah sampai didepan gerbang komplek, nenek kalau langsung kemakam lurus saja, kemudian masuk kesamping Mushola, disana ada area khusus untuk ziarah perempuan, karena acara Haul besok baru dimulai
Nenek : Aduh nak, saya terimakasih banyak, Anda sungguh mulia mau mengantarkan saya kesini tanpa dibayar sepersen pun, semoga Allah balas jasa budi baik Anda
Sopir : Aamiin ya Allah? (jawab sang sopir) kalau begitu saya langsung jalan ya nek. Nanti kalau mau nginap silahkan tanya saja sama petugas acara Haul, banyak kok penginapan disini.
Nenek : Oh iya terima kasih nak

Sambil pamit, sang sopir pun berlalu dari hadapan sang nenek dengan sopan. Sang nenek pun berjalan menuju arah kubah makam Guru Sekumpul, dimana sambil berjalan sang nenek melihat banyak rumah rumah yang berjualan aneka pakaian, kopiah dan lain lain hingga sang nenek berhenti disatu rumah karena melihat begitu banyaknya foto atau gambar yang dijual. Hingga pada saat tersebut pandangan sang nenek tertuju pada sebuah foto yang hampir mirip mukanya dengan sang sopir yang mengantar ya tadi. Kemudian sang nenek bertanya
Nenek : Maaf non, ini gambar siapa ya?
Penjual : Ohh... Nenek orang mana? 
Nenek : Saya orang luar pulau Kalimantan! 
Penjual :Ohh... Ini gambar ulama Abah Guru Sekumpul atau Tuan Guru Zaini yang akan kita hauli besok hari

Seketika itu sang nenek langsung pingsan tidak sadarkan diri, dan di gotong beberapa panitia acara kerumah sang penjual diarea komplek. Setelah sang nenek sadar, pemilik rumahpun atau penjual bertanya
Penjual : nek, kenapa sampeyan pingsan tadi
Nenek : Orang yang digambar itu yang menjemput saya langsung dibandara padahal saya tidak kenal, orangnya sungguh baik hati mau mengantarkan saya langsung ke depan area komplek tadi
Penjual : Masa sih nek, soalnya mobil sudah tidak boleh lagi masuk kearea depan komplek sejak pagi tadi.
Nenek : Bener Non, saya tidak bohong, muka sang sopir mirip sekali sama yang difoto

Nampak pemilik rumah dan orang orang sekitar yang menyaksikan kejadian tersebut berucap "Masya Allah, untung banar pian nek, Abah Guru Sekumpul sendiri yang mengantarkan pian kesini" padahal beliau sudah wafat beberapa tahun yang lalu. Sang nenek pun menangis setelah mendengar penjelasan pemilik warung tersebut. Hingga pada akhirnya sang nenek mendapatkan tumpangan menginap gratis dari pemilik rumah diarea komplek tersebut.

$ads={2}

Subhanallah, sungguh mulia hati nenek tersebut mengumpulkan uang selama setahun hanya untuk menghadiri Haul Abah Guru Sekumpul, dan pada hari acara dimudahkan Allah untuk menghadirinya dengan kejadian yang sulit diterima akal, hanya orang orang pilihan yang bisa merasakan kehadiran sang Waliyullah.

Semoga kisah nyata ini menambah kecintaan kita kepada Syaikhona Zaini, dengan tetap selalu mengharap rahmat Allah swt serta syafaat dari Rasullullah, dengan harapan bisa berkumpul dengan Abah Guru Sekumpul disyurga nanti.Aamin ya Robbal alamin

#gurusekumpul
#abahgurusekumpul

Repost: kisah ini langsung ulun dangar dari Abah Haji Sungai Jingah(Guru Zuhdi)

Demikian Artikel " Kecintaan Seorang Jamaah Yang Rela Menabung Hanya Untuk Ikut Acara Haul Abah Guru Sekumpul "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -

Shalat Tidak Diterima Karena Tidak Cinta Dengan Rasulullah SAW


SHALAT TIDAK DITERIMA KARENA TIDAK CINTA DENGAN RASULULLAH SAW

Jika Allah Meninggikan Muhammad Saw., Mengapa Kita Enggan? 

Sebab Kita Merasa Lebih Tau Dari Allah Swt., Lebih Paham Dari Allah.. Astaghfirullah

Kisah ini diceritakan oleh Guru Mulia Habib Umar bin Hafidz :

Dahulu di Madinah ada seorang laki-laki, ahli Ibadah bernama "Si Fulan" yang selama 30 th, setiap harinya Shalat Fardhu di Masjid Nabawi.

Namun saat dia meninggal, Jenazahnya tidak bisa dihadapkan ke arah Kiblat, berulang-ulang diarahkan ke arah Kiblat tapi kembali lagi kearah yang berlawanan dengan Kiblat dan akhirnya oleh orang-orang diganjal bawahnya...Namun lagi-lagi berbalik dan alat pengganjalnyapun tidak kuat untuk menghadapkan Jenazah itu ke arah Kiblat.

Para Ulama setempat berpendapat, bahwa itu Rahasia Allah, jadi biarkan saja demikian, karena pasti Allah Swt lebih tahu "Ada apa" yang "Sebenarnya".

Suatu ketika ada seorang yang bertanya kepada istri si Fulan ini, tentang perbuatan apa yang telah dilakukan suaminya, sehingga saat meninggal Jenazahnya tidak bisa di hadapkan kearah Kiblat?

Dan wanita itu berkata :
"Suami saya setiap hari Shalat didalam Masjid Nabawi, hampir semua tempat didalam Masjid dia pakai untuk Shalat...Namun, belum pernah sekalipun dia Berziarah ke Maqam Rasulullah Saw".

Bagaimana mungkin Shalatmu layak diterima kalau didalam Hatimu tidak ada perasaan Cinta Kepada Rasulullah Saw.

Kisah ini kembali disampaikan oleh Ustadzah Halimah Alaydrus.

Allahumma Shalli 'alaa Sayyidina Muhammad Wa 'alaa aali Sayyidina Muhammad.

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
   

Ketika Habib Munzir Pingsan


KETIKA HABIB MUNZIR PINGSAN

Kenangan Habib Husein Nabil Assegaf tentang Sahabat Karibnya yaitu al maghfurlah Al-Habib Munzir Al-Musawa Alaihi Rahmatullah :

Jadi teringat 2 peristiwa yang aku saksikan sendiri dengan dua mataku tentang keutamaan sahabatku ini (Habib Munzir)

Suatu ketika datang seorang shaleh dan memiliki kelebihan di sisi Allah (wali mastur) yang bermarga al-Haddad ke masjid at-Takwa di desa Aidid Tarim.

Ya, saat itu Dar al-Mustafa (pesantren Guru Mulia al Habib Umar bin Hafidz) belum dibangun, jadi kami tinggal di ruangan kosong di atas masjid selama setahun. Orang shaleh itu mendatangi kami dan berbicara tentang mimpi Nabi Saw. 

Ia mengatakan bahwa mereka yang ingin bermimpi Nabi juga harus mengikuti akhlaknya dan meresapi bacaan shalawat.

“Ahh, habib ini menyindir aku.”

Kataku di dalam hati yang saat itu sedang berusaha, tetapi belum juga memimpikan Nabi. Lalu ia menoleh ke wajah sahabatku (Habib Munzir) dan memaksanya untuk menyebutkan berapa kali ia memimpikan Nabi, atau jika tidak mau maka habib itu sendiri yang akan menyampaikan. Habib Munzir berkata:

“Aku mimpi Nabi sekitar 80 kali.”

Subhanallah

Dari Habib Hasan bin Ismail Al-Muhdor :

Ketika kita mempunyai kesempatan umroh bersama Habib Novel bin Jindan, Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa dan kawan-kawan yang lainnya, kita mempunyai kesempatan melihat helai rambut Rasulullah...

Satu per satu rombongan menangis ketika melihat rambut Rasulullah SAW...kecuali satu orang yang tidak menangis yaitu Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa...

Beliau tidak menangis namun langsung pingsan saat melihat helai rambut Rasulullah... begitu cintanya dan rindunya beliau kepada Rasulullah Muhammadﷺ."

Subhanallah...

Suatu ketika Habib Munzir bermimpi bertemu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ..

Beliau SAW berkata :

"Siapapun yg mencintaimu wahai Munzir maka akupun mencintainya dan katakan pada mereka aku akan hadir di saat sakaratul mautnya.."

Dengan berkah dan karomah al Habib Munzir al Musawa Semoga kita di jadikan golongan orang orang yg di cintai Rosululloh dan segera dapat berjumpa dengan Nabi walau lewat mimpi Amiin..

Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa alihi wa sohbihi wa sallim
   

Non Muslim Berniat Masuk Islam, Saat Berkunjung Ke Acara Haul Abah Guru Sekumpul Ke-14

NON MUSLIM BERNIAT MASUK ISLAM, SAAT BERKUNJUNG KE ACARA HAUL ABAH SEKUMPUL KE-14

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Kemarin Saat HauL Ke-14 Hari Minggu Tanggal 10 Maret 2022,aLFaqir(Zein) Bertemu Dengan Salah Seorang Jama'ah HauL Dari Manado.Ia Keturunan Bugis.Ayahnya Seorang Muslim Tapi Sudah Lama Meninggal.Sedangkan Ibunya Beragama Kristen Katholik.

Kata Dia,,"Ini Pertama Kali Aku Datang Kesini Semata2 Hanya Untuk Berkunjung.
Dulu Aku Pacaran Dengan Asli Orang Kalimantan Tapi Tinggal Dimanado.Aku Pernah Kerumah Pacarku Saat Orang Tuanya Menyuruh Aku Kerumahnya.Setelah Aku Kerumahnya Kedua Orang Tuanya Tidak Setuju Dengan Aku Karena Kami Berbeda Agama. aku Pasrah dan Aku Janji Tidak Mengganggu Anaknya Lagi.

Dan Dirumahnya Itu Aku Melihat Ada Orang Bergambar Berdiri Lagi Senyum.Hatiku Memang Sedih Tapi Saat Aku Melihat Foto Itu Hatiku Menjadi Tenang.Aku Tanya Kepada Orang Tuanya,,Itu Foto Siapa??

Kata Ayahnya Itu Foto Guru Izai Biasa Orang Bilang Guru Sekumpul.
Aku Tanya Lagi Dimana Dia Saat Ini?

Kata Ayahnya Beliau Sudah Lama Wafat.Tapi Tidak Lama Lagi Diadakan HauL Beliau.Tempatnya Disekumpul Martapura Kalimantan Selatan.

Kata Orang Itu,,"Boleh Nanti Kita Kesana,Nanti Saya Bayarin Bapa Untuk Kesana.Kata Laki2 Itu Kepada Ayah Pacarnya.

Kata Ayahnya,Iya Boleh.


Orang Itu Bersama Ayah Pacarnya Berangkat Kesekumpul Untuk Menghadiri HauL Ke-14 Tadi.
Mereka Berdua Tidak Nginap Dipenginapan Atau Hotel,Tapi Mereka Nginap Didalam Musholla ArRaudhah Sekumpul.

Saat Waktu Shalat Sampai, Cuma Ayah Pacarnya Yang Shalat Sedangkan Orang Itu Tidak Shalat.
Jam 10 Pagi Aku Ketiduran Katanya,Saat Tidur Aku Bermimpi Orang Yang Difoto Itu (Alhm.Guru DiSekumpuL)Mengelus Rambutku dan Beliau Senyum Kepadaku.

Setelah Itu Aku Terbangun Jam 11.40 Siang.Mulai Saat Itulah Aku Ingin Sekali Masuk Islam.Hatiku Nyaman dan Tenang.Diizinkan Oleh Mamaku Atau Tidak Aku Masuk Islam,Aku Tetap Ingin Masuk Islam.

Saat Ini Agama Mamaku Kristen Katholik.Ayahku Seorang Muslim Tapi Sudah Lama Meninggal.
Dan Aku Berniat Lagi Ingin Hadir Ditahun Depan.


Dan Kata Laki2 Itu,Disini Tamu Dihormati Orang.Tidak Cuma Itu,Bahkan Tamu Diberi Makan dan Minum.Aku Salut Sama Orang Islam Maka Dari Itu Hatiku Menjadi Tenang dan Nyaman.
Sekalipun Aku Tidak Berjodoh Dengan Pacarku,Aku Ikhlas.
Aku Berharap Mudah2an Aku Diberikan Yang Terbaik,Katanya.
Nama Laki2 Itu Yosan Norbet.

Dia Meminta Kepada aLFaqir(Zein)Untuk Memberi Nama Baru Yang Bagus Sesuai Islam.

Dan aLFaqir Beri Nama Laki2 Itu Dengan Nama Muhammad Zaini. Karena Berkat Beliaulah NonMuslim Tadi Masuk Islam.

Alfaqir Suruh Ayah Pacarnya Itu Yang Mengatur Nanti Siapa Guru Dimanado Yang Mengislamkan Laki2 Itu.

Beruntunglah Laki2 Itu.
$ads={1}

Belum Masuk Islam Dihatinya Sudah Ada Rasa Cinta Kepada Alhm.Guru DiSekumpuL.Apalagi Setelah Dia Masuk Islam.

Kita Saja Yang Beragama Islam Yang Cinta Kepada Beliau Belum Tentu Kita Pernah Bermimpi Beliau.Apalagi Rambut Kita Dielus Beliau.

Mudah2an Kisah Ini Menambah2 Rasa Cinta Kita Kepada Beliau(K.H.Muhammad Zaini bin Abdul Ghani/Alhm.Guru DiSekumpuL).

Catatan,,

Dirumah Kita Kalau Bisa Harus Ada Foto Alhm.Guru DiSekumpuL(K.H.Muhammad Zaini bin Abdul Ghani)Yang Lagi Berdo'a atau Beliau Lagi Senyum.
Semua Itu Pasti Ada Berkahnya Karena Beliau Adalah Auliya Allah dan Orang Yang Dikasihi Allah Serta Rasulullah Saw.

Penulis @zein__ahbab

Muhammad Zainuddin bin H.AbdurRahman.

Mudah2an Berkat Rasulullah,Datu Kalampayan,Alhm.Guru DiSekumpuL,Para Auliya dan Orang2 Sholeh,,Segala Dosa dan Kesalahan Dzohir Bathin Seumur Hidup Diampuni Allah,Qobul Segala Hajat,Selamat Dunia Akhirat,Husnul Khatimah dan Masuk Surga Bighoiri Hisaab,,Aamiin...!!!

#K.H.Muhammad Zaini bin Abdul Ghani(Alhm.Guru DiSekumpuL).

Demikian Artikel " Non Muslim Berniat Masuk Islam, Saat Berkunjung Ke Acara Haul Abah Guru Sekumpul Ke-14 "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -

Kisah Sahabat Nabi Abu Bakar Sidiq Ra Yang Dicaci Oleh Arab Badui


KISAH SAHABAT NABI ABU BAKAR SIDIQ RA YANG DICACI OLEH ARAB BADUI

Suatu hari, Rasulullah ﷺ bertamu ke rumah Abu Bakar. 

Ketika bercengkrama dengan Rasul tiba-tiba datang seorang Arab Badui menemui Abu Bakar & langsung mencela Abu Bakar.

Makian keluar dari mulut orang itu. Namun, Abu Bakar menghiraukannya.

Ia melanjutkan perbincangan dengan Rasulullah ﷺ.
Melihat hal ini, Rasulullah tersenyum. Kemudian orang Arab Badui itu kembali memaki Abu Bakar dengan makian yang lebih kasar.

Namun, dengan keimanan kokoh serta kesabarannya, Abu Bakar tetap membiarkan orang itu.
Rasulullah kembali tersenyum.... Semakin marahlah orang Badui tersebut. Untuk ketiga kalinya, ia mencerca Abu Bakar dengan yang lebih menyakitkan.

Kali ini, Abu Bakar tidak dapat menahan amarahnya. 
Dibalasnya makian orang Badui tersebut dengan makian pula.

Terjadilah perang mulut. Seketika itu, Rasulullah beranjak dari tempat duduknya. 
Ia meninggalkan Abu Bakar tanpa mengucapkan salam. Melihat hal ini, Abu Bakar tersadar & menjadi bingung. Dikejarnya Rasulullah, kemudian Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah, janganlah engkau biarkan aku dalam kebingungan yang sangat."

Jika aku berbuat kesalahan, jelaskanlah kesalahanku".

Rasulullah ﷺ menjawab, "Sewaktu ada orang Badui itu datang dengan membawa kemarahan lalu mencelamu, kulihat engkau tenang, diam & tidak membalas, aku bangga melihat engkau kuat menghadapi tantangan, fitnah & cacian dan aku tersenyum karena ribuan malaikat di sekelilingmu mendoakan dan memohonkan ampun kepadamu.
Begitu pun yang kedua, ketika ia mencelamu & engkau tetapi membiarkannya, maka para malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya. Oleh sebab itu, aku tersenyum senang.

Namun, ketika yang ketiga ia mencelamu & engkau membalasnya, maka seluruh malaikat meninggalkanmu. Setelah itu, hadirlah iblis di sisimu. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan denganmu.

Menangislah Abu Bakar ketika diberitahu tentang rahasia kesabaran bahwa itu adalah kemuliaan terselubung.

-Kitab Sejarah Khalifah Abu Bakar Siddiq RA.-

Wallahu a'lam Bishowab

Allahumma sholli'ala sayyidina Muhammad nabiyil umiyi wa'ala aalihi washohbihi wasalim
  

Jatuh Cinta Kepada Habib Luthfi Setelah Sowan Kepadanya


JATUH CINTA KEPADA HABIB LUTHFI SETELAH SOWAN KEPADANYA

Ismael Amin Kholil :

Pekalongan, 3 Februari, 2022.

Kunjungan ke kota batik kali ini benar-benar terasa sangat indah. Setelah ngalap berkah Habib Ahmad Bin Abdullah Al-Athhos di Sapuro dan menghadiri acara Majelis Rasulullah di Wiradesa, pada tengah malam aku langsung saja menuju kediaman Habib Luthfi Bin Yahya. Dari kabar yang aku dapat dari khodim beliau, Abah Luthfi baru saja rawuh . ketika kami sampai di depan dalem beliau, dari kejauhan tampak berlangsung sebuah pertemuan di lantai bawah. Aku memasuki rumah beliau dengan perasaan ragu, ditengah jadwal beliau yang sangat padat, ditengah tamu-tamu beliau yang begitu membludak ini, apakah diri ini - yang bukan orang penting dan orang besar - bisa ditemui beliau ? Gak usah lama-lama wes hanya sekedar meminta barokah doa. Kami menuju ruang tamu di lantai atas, disitu sudah banyak orang menunggu untuk ditemui Abah. Menurut kabar yang aku dapat dari seorang sahabat, banyak orang yang bahkan rela menunggu berhari-hari agar bisa menemui Habib Luthfi.

Ditengah keraguan yang masih saja menyelimuti hati, aku mengirim fatehah dan bertawasul kepada para Awliya' Ba'alawi, Habib Umar dan Syaikhona Kholil Bangkalan. Aku ingat, salah satu kiai sepuh di Madura pernah mengisyaratkan padaku bahwa Habib Luthfi memiliki ikatan bathin khusus dengan Mbah Kholil. Ketika berziarah ke makam Mbah Kholil di Bangkalan beliau bahkan selalu "bercengkrama" langsung dengan "Shohibul Maqom".

tak lama kemudian, Habib Luthfi keluar kamar. Sayang sekali beliau langsung menuju ruang rapat dilantai bawah dan masih belum bisa menerima tamu. Akhirnya aku juga nimbrung mengikuti jalannya rapat yang ternyata adalah rapat pengurus Jatman untuk acara Multaqo Ulama Internasional yang akan diadakan di Pekalongan beberapa minggu kedepan. Waktu hampir menunjukkan jam 1, Habib luthfi pamit untuk bersiap-siap ke Jakarta di pagi harinya. Orang-orang langsung saja mengerebungi beliau, berebut untuk bersalaman. Aku makin ragu akan kemungkinan bisa ditemui beliau malam ini. Namun barokah para Awliya' memang tak akan pernah lekang oleh waktu, di tengah kerumunan siapa sangka ada satu sahabat banser yang matur ke Abah bahwa ada "tamu" dari keluarga Bangkalan. Aku langsung maju, mencium tangan beliau dan matur :

" baru datang sebulan lalu dari Yaman bah.. "

Abah langsung mengajak ke lantai atas, dan tak disangka-sangka, bukan ruang tamu yang beliau tuju, melainkan kamar pribadi beliau.

" Mriki gus.. " beliau memanggil dari dalam..

Aku langsung saja masuk, disusul Mas Agung yang menemaniku dari Jogja, Fathul Id dan pak Nur. Tampak sebuah kamar dengan tumpukan kitab dimana-mana, ada kitab Al-Maqothi' disebelah sana, kitab rangkuman kalam-kalam Saadah Ba'alawi keluaran terbaru. Ada juga kumpulan topi koboi mengelantung di pojokan kamar. Abah Luthfi melepas jubah dan kopiahnya. Dengan memakai kaos oblong dan celana putih beliau mempersilahkan kami duduk.

" saya membawa amanah dari Habib Umar untuk bertamu ke para ulama bib.. " aku membuka percakapan.

Aku lalu meminta nasehat dan arahan beliau terkait metode dakwah terbaik untuk masyarakat umum. Beliau lalu memberi arahan untuk fokus pada aqidah dan hal-hal yang pokok. Tinggalkan masalah-masalah khilafiah seperti membahas hukum rokok, cadar dll. Beliau juga membahas tentang beberapa ayat, menguak rahasia-rahasia Al-Quran yang tidak bisa dipahami dengan pemikiran yang dangkal. Beliau lalu berkata :

" diantara para muballigh.. Saya ini kebagian yang pahit-pahit.. "

Beliau kemudian menanyakan hal yang begitu menggelitik :

" sampean sudah pernah duduk dengan pelacur.. ? "

" boten.. " aku menjawab

" sama peminum minuman keras ? "

" belum pernah.. "

" Saya dulu duduk bersama mereka selama 3 tahun.. Saya dicap sebagai Habib gak bener saya gak peduli. Orang seperti mereka itu jangan dijauhi biar tidak lari.. Mereka itu tanggung jawab siapa ? "

" Ketika kita berdakwah.. Maka jangan jadikan orang lain sebagai lawan.. Jadikan mereka sebagai saudara. Ketika kita menganggap mereka sebagai saudara kita akan bersikap baik terhadap mereka.. Kunci dakwah itu satu : kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama : Bil Mu'minina roufurrahiim "

Abah lalu menjelaskan betapa pentingnya merangkul orang-orang seperti itu dalam berdakwah. Menceritakan bagaimana awal perjuangan dakwah beliau di masa lampau.

" Dakwah dengan sikap yang baik itu lebih kita butuhkan daripada hanya dengan ceramah-ceramah.. "

Aku lalu berkomentar bahwa dulu dakwah Habib Umar juga "menjemput bola" sama seperti Abah Luthfi. Habib Umar mendatangi pemuda-pemuda pemain bola, merangkul mereka, dan pada akhirnya mengajak mereka pada kegiatan-kegiatan keagamaan.

Abah Luthfi bercerita lagi :

" saya ini.. Kalo diajak umroh oleh orang jarang sekali mau.. Soalnya saya tidak ingin meninggalkan amanah yang begitu besar disini untuk hanya sekedar jalan-jalan dan sowan Rasulullah. -Tugas saya disini juga amanah Rasulullah -. coba andai saja uang yang dibuat umroh berkali-kali itu diberikan pada orang-orang kelaparan, anak-anak pesantren yang putus belajar karena tak punya biaya dll.. "

Abah terlihat begitu bersemangat di malam itu, beliau bercerita banyak tentang masa mondok beliau, tentang NU, Ra Lilur, dan guru-guru beliau. Juga tentang buyut beliau, Habib Syaikh Bin Yahya di Desa Qorot Hadhramaut yang bahkan aku yang pernah 6 tahun lebih disana tak pernah mendengar tentang itu sebelumnya.. Hehe

" saya seperti ini karena saya mondok 22 tahun. Setelah menikah bahkan saya masih tetap mengaji selama 11 tahun.. " kenang Abah.

" iya bib.. Banyak orang yang mengira bahwa njenengan mendapat semua ini secara Instan.. " cletuk seorang kiai dari Kaliwungu yang juga hadir di kamar waktu itu, Abah tertawa mendengarnya..

Beliau juga menjelaskan bahwa kakeknya Habib Hasyim Bin Yahya memiliki ikatan emosional yang begitu kuat dengan Syaikhona Kholil Bangkalan. Bahkan Syaikhona sering kali datang ke Pekalongan untuk mengunjungi Habib Hasyim, begitu juga sebaliknya. Sama seperti Syaikhona, Habib Hasyim ini menurut Abah Luthfi juga memiliki andil besar dalam berdirinya NU.

Di malam itu Habib Luthfi seakan tak henti-hentinya menuangkan lautan ilmunya untuk kami. Bagaikan mimpi, yang duduk dihadapanku waktu itu bukanlah orang biasa, bukan orang sembarangan, beliau adalah sosok agung pemimpin Jama'ah Thariqat se-nusantara yang begitu disegani dimanapun. Namun lihatlah sambutan beliau yang sangat hangat dan antusias untuk seseorang yang bukan siapa-siapa dan baru pertama kalinya bertemu dengan beliau ini.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 3, sudah 2 jam lebih kami mendengar wejangan-wejangan berharga dari beliau. Jika aku tak minta izin untuk pamit, mungkin pertemuan itu akan 'bablas' sampai subuh. Aku bertanya dalam hati :

" beliau ini baru saja pulang, terus rapat, setelah subuh nanti akan menuju Jakarta. dan pada jam ini beliau masih bersedia menemui tamu-tamu. terus kapan istirahatnya ?? "

Dini hari itu aku benar-benar dibuat jatuh cinta kepada sosok Habib Luthfi. Pada kesederhanaan beliau, keramahannya, ketawadhu'annya, dan semangat beliau untuk berbagi ilmu dan kebaikan terhadap orang lain. ketika memandang beliau langsung di depanku waktu itu, dikala beliau sibuk menjelaskan bermacam-macam teori dakwah untuk kami, aku malah ingin menangis haru. Abah Luthfi sekali lagi bukan orang sembarangan, beliau pemilik mata bathin yang sangat kuat sama seperti Siidil Habib Umar dan para pembesar Habaib lainnya. Aku lantas teringat akan kisah seseorang di Tarim, dulunya ia adalah orang yang bergelimangan dosa. Ketika ditanya tentang sebab taubatnya ia menjawab :

" Habib Umar dan Habib Abdullah Bin Syihab.. Mereka berdua tau aku ini orang yang banyak dosa, tapi mereka tak pernah berhenti terseyum ketika bertemu denganku.. "

Malam itu aku menyaksikan sendiri kehebatan sosok Abah Luthfi yang sering aku dengar selama ini. ketika beliau menjelaskan bahwa Kewalian keluarga Bin Yahya itu banyak yang mastur, aku berkata kepada beliau :

" tapi Kalo panjenengan termasuk yang masyhur bib.. "

Beliau tersenyum lalu berkata :

" alaah.. saya ini masyhur dari mana ? "

Kami pamitan.. Beliau melarang kami untuk bersalaman, kata beliau biar kapan-kapan bisa bertemu lagi, beliau juga berpesan :

" jangan pernah bosan main kesini.. "

Benar-benar pertemuan berharga yang bagaikan sebuah mimpi. Bahkan Sampai sekarang aku seakan belum bisa move on dari indahnya pertemuan itu. Persis seperti yang didawuhkan oleh Siidil Habib Umar :

مصاحبة الرجال ذوي الوفاء * نعيم الخلد في دار الفناء

" berkumpul bersama mereka para kekasih Allah adalah Nikmat surgawi yang bisa dirasakan di dunia yang fana ini "

Semoga selalu diberikan afiyah dan kesehatan Abah.. ditengah perpecahan yang ummat rasakan saat ini, betapa butuhnya mereka terhadap sosok yang bijak, tenang, teduh, sejuk dan menyejukkan seperti panjenengan bib.. Salam Tadhim untuk panjengenan di setiap detik kulo..

Ismael Amin Kholil, Yogyakarta, 5 Februari, 2022.

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim